a. Jabal Abi Qubais Jabal Abu Qubais terletak di sebelah timur Masjidil Haram, dekat Makkah, Arab Saudi. Saat ini, di atas Jabal Abu Qubais berdiri istana mewah keluarga Saud yang digunakan sebagai tempat ibadah para pemimpin atau tamu negara yang akan beribadah di Makkah. Jabal Abu Qubais dinamakan demikian karena memiliki sejarah yang mendalam dalam Islam: a) Jabal Abu Qubais adalah gunung pertama yang diciptakan Allah di bumi. b) Jabal Abu Qubais merupakan tempat penyimpanan Hajar Aswad saat terjadi bencana banjir bah. c) Kaum Quraisy menyebut Jabal Abu Qubais sebagai "Al-Amin" karena telah menjaga Hajar Aswad. d) Nabi Ibrahim berdiri di Jabal Abu Qubais untuk meminta orang percaya kepada Allah dan tidak menyembah siapa pun selain Allah. e) Nabi Muhammad membelah bulan di atas Jabal Abu Qubais atas permintaan kaum musyrikin Mekah. f) Ali bin Abu Thalib mendaki Jabal Abu Qubais untuk memberikan pengumuman.
Maulid Nabi
Setiap tanggal 12 Rabiul Awal Hijriyah umat Islam memperingati hari Maulid Nabi atau lahirnya Nabi Muhammad SAW. Rasulullah lahir di Makkah pada Senin, 12 Rabiul Awal pada Tahun Gajah (570 M).
Rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW sering disebut Maulid Nabi diyakini berada di Makkah, Arab Saudi, dan saat ini telah diubah menjadi perpustakaan bernama Maktabah Makkah Mukarramah. Perpustakaan ini terletak di kampung Suuq Lail, dekat Masjidil Haram, dan menghadap langsung ke Kabah.
Maktabah Makkah Mukarramah
Lokasi Kampung Suuq Lail, Makkah, Arab Saudi
Kondisi Tertutup rapat, namun pengunjung bisa melihat dan berfoto dari luar
Larangan Dilarang berkunjung dengan muka menyembah, mencoret-coret, atau mengusap-usap rumah
Penutupan Ditutup selama musim haji karena dikhawatirkan akan banyak jemaah haji yang melakukan pengkultusan
Masjid Jin
Asal-Usul Penamaan Masjid Jin
Mengutip dari buku Situs-Situs dalam Al-Qur'an karya Syahruddin El-Fikri, asal usul penamaan Masjid Jin didasari oleh suatu peristiwa di zaman Rasulullah SAW yang berkaitan dengan bangsa jin dan dakwah islam.
Saat Rasulullah SAW urung menangkap Jin Ifrit yang mengganggunya. Peristiwa itu adalah berimannya serombongan jin di Masjid Jin setelah mendengar dan menghayati lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan oleh Rasulullah SAW. Pada saat itu, para jin berbaiat untuk beriman kepada Allah SWT, mengikuti ajaran Islam, dan menyebarkan agama Allah SWT di kalangan mereka.
Hal ini menjadikan Masjid Jin juga dikenal dengan nama Masjid Al-Bai'ah, yaitu masjid tempat serombongan jin melakukan baiat. Peristiwa ini termaktub dalam Al-Qur'an surat Al-Ahqaf ayat 29-30, Allah SWT berfirman:
وَإِذْ صَرَفْنَآ إِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ ٱلْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ ٱلْقُرْءَانَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوٓا أَنصِتُوا ۖ فَلَمَّا قُضِىَ وَلَّوْا إِلَىٰ قَوْمِهِم مُّنذِرِينَ . قَالُوا يَٰقَوْمَنَآ إِنَّا سَمِعْنَا كِتَٰبًا أُنزِلَ مِنۢ بَعْدِ مُوسَىٰ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِىٓ إِلَى ٱلْحَقِّ وَإِلَىٰ طَرِيقٍ مُّسْتَقِيمٍ
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus" (QS Al-Ahqaf: 29-30).
Pertemuan Rasulullah SAW dengan Rombongan Jin yang Beriman. Dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa peristiwa pertemuan antara Rasulullah SAW dan serombongan jin tersebut terjadi ketika beliau bersama para sahabat sedang dalam perjalanan menuju pasar Ukkadz.
Ketika sampai di daerah Tihamah, Rasulullah SAW dan rombongannya melaksanakan Sholat Fajar. Rupanya, sholat tersebut mengakibatkan terhalangnya berita-berita langit yang biasa dicuri oleh para setan (jin yang kafir).
Bahkan, setan-setan yang sedang mencoba mencuri berita itu mendapat lemparan bintang-bintang sehingga terpaksa pulang ke tempat kaumnya. Setibanya di tempat kaumnya, setan-setan tersebut ditanya oleh kaumnya, "Apa yang menyebabkan kalian terhalang mendapat berita langit?" Mereka menjawab, "Kami terhalang mendapatkan berita langit, bahkan kami dikejar oleh bintang-bintang." Kaum setan lantas menjawab, "Tidak mungkin ada halangan antara kita dengan berita langit. Pasti ini ada sebabnya." Kemudian pimpinan mereka memerintahkan, "Menyebarlah kalian ke barat dan ke timur. Carilah penghalang tersebut!"
Setelah itu, setan-setan tersebut menyebar ke seluruh pelosok jagad untuk mencari penyebab terhalangnya berita langit tersebut. Sebagian dari mereka sampai ke daerah tempat Rasulullah SAW sholat, saat itu tengah melakukan sholat Subuh dan membaca surat Ar-Rahman.
Para jin tersebut mendengar dan memperhatikan dengan seksama bacaan Rasulullah SAW. Lalu mereka berkata, "Demi Allah, pasti inilah yang menyebabkan kita terhalang dari berita langit."
Mereka sangat mengagumi ayat-ayat Al-Qur'an yang didengarnya kemudian mengimaninya. Selanjutnya, mereka pulang kepada kaumnya dan menyampaikan kejadian yang mereka alami. Kaum mereka pun menerima dan mengimani ajaran yang dibawa tersebut.
Peristiwa ini menjadi sebab turunnya Al-Qur'an surat Al-Jin ayat 1 yang memberitahu-kan kepada Rasulullah SAW mengenai peristiwa alam gaib yang terjadi di sekeliling beliau dan para sahabat saat itu. Dalam surat Al-Jin ayat 1, Allah SWT berfirman:
قُلْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ ٱسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ ٱلْجِنِّ فَقَالُوٓا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْءَانًا عَجَبًا
Artinya: "Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan," (QS Al-Jin: 1).
Tempat dimana Rasulullah SAW bertemu dengan rombongan jin tersebut kemudian diabadikan dengan didirikan masjid yang digunakan untuk sholat berjamaah lima waktu seperti pada umumnya. Meskipun diberi nama Masjid Jin, bukan berarti di dalam masjid tersebut hanya ada jin melainkan nama masjid ini hanya lambang sejarah dari peristiwa berimannya serombongan jin.
Pemakaman Ma’la
Pemakaman Ma'la adalah salah satu tempat bersejarah di Makkah. Di tempat tersebut, beberapa keluarga dan sahabat Rasulullah SAW dimakamkan.
Menukil buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW karya Abdurrahman bin Abdul Karim, Pemakaman Ma'la atau dalam bahasa Arab disebut Maqbarah Ma'la adalah perkuburan umum di Makkah yang letaknya tidak jauh dari Masjidil Haram, yakni kurang lebih 1 km ke arah barat.
Orang-orang yang meninggal di Makkah, baik penduduk setempat maupun jemaah haji atau umrah dimakamkan di tempat ini. Pemakaman Ma'la disebut pula sebagai Pemakaman al-Hujun karena terletak di kaki Gunung Hujun.
Pemakaman Ma'la pernah disebutkan dalam sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda, "Allah akan membangitkan dari bumi ini (Pemakaman Ma'la) sebanyak 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab (perhitungan dosa). Setiap orang dari mereka dapat membawa (membantu) sebanyak 70.000 orang. Wajah mereka cerah dan bersinar bagaikan bulan purnama." (HR Abu Hafs)
Sejarah Pemakaman Ma'la
Pemakaman Ma'la telah ada sejak zaman Arab Jahiliah, bahkan jauh sebelum Rasulullah SAW dilahirkan dan diutus menjadi seorang Rasul. Sebelum masa Islam, Ma'la dijadikan lokasi pemakaman keluarga besar bani Hasyim.
Pemakaman ini menjadi tempat peristirahatan keluarga Rasulullah SAW, di antaranya Siti Khadijah RA, istri pertama Rasulullah SAW, serta Qasim dan Abdullah, kedua putra beliau. Menurut sebuah riwayat, Aminah ibunda Rasulullah SAW juga dikebumikan di pemakaman ini.
Selain itu, Ma'la menjadi pemakaman para sahabat-sahabat ternama Rasulullah SAW di antaranya Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Yasir bin Amar, Asma' binti Abu Bakar ash-Shiddiq, Abdullah bin Amr bin Ahs, dan sebagainya. Menurut Sayyid Muhammad Awali al-Maliki, jumlah sahabat nabi yang dimakamkan di Ma'la tidak kurang dari 45 orang.
Keutamaan Ma'la dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA. Ia berkata, ketika Rasulullah SAW melihat pemakaman tersebut, beliau bersabda, "Ini adalah pemakaman yang baik." (HR Ahmad)
Terdapat pula keutamaan bagi kaum muslim yang dimakamkan di Makkah (termasuk di Ma'la), yaitu dikumpulkan bersama Rasulullah SAW di hari kiamat kelak. Hal ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar RA. Rasulullah SAW bersabda,
"Akulah orang pertama yang dikeluarkan dari bumi pada hari kiamat, kemudian Abu Bakar, kemudian Umar, kemudian aku mendatangi penghuni Baqi'. Mereka pun dikumpulkan bersamaku, kemudian aku menanti penduduk Makkah sehingga aku akan dikumpulkan di antara dua Tanah Haram." (HR Tirmidzi)
Pemakaman Ma'la Kini
Pemakaman Ma'la menjadi tempat perkuburan yang banyak dikunjungi jemaah haji maupun umrah selain Baqi'. Banyak jemaah datang untuk berziarah, tidak terkecuali jemaah dari Indonesia. Salah satu makam yang kerap dikunjungi jemaah Indonesia di Pemakaman Ma'la yaitu makam ulama asal Rembang KH Maimoen Zubair atau biasa dikenal sebagai Mbah Moen. Beliau disemayamkan di pemakaman tersebut setelah wafat saat musim haji tahun 2019 silam.
Hingga saat ini, Ma'la dikelilingi dinding pembatas yang meluas ke lereng Gunung Hujun. Pemakaman dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian utara yang meliputi kuburan bani Hasyim dan bagian selatan yang meliputi kuburan keturunan Rasulullah SAW. (KH. Lukman Hakim)
Istilah-istilah dalam Ibadah Haji Assalaam
Do'a Niat Mandi Sunnah dan Shalat Sunnah Ihram dalam Ibadah Haji Assalaam
Posisi Terhormat Ibu Dalam Konsep Islam Assalaam
Tandatangani MoU, Indonesia akan Berangkatkan 221 Ribu Jemaah pada Operasional Haji 2025 : 12 Jan 2025 ; oleh Mustarini Bella Vitiara Assalaam
Belajar dari Unta: Makna dan Hikmah dari Keberadaannya Assalaam
Qolbun Salim: Hati yang Bersih dalam Pandangan Islam Assalaam
Ridho Allah dan Cinta-Nya: Tanda-Tanda yang Diberikan kepada Hamba-Nya Assalaam
Kiranya Niat Naik Haji Mereka Telah Betul: Tadarus tentang Naik Haji Oleh: Ahmad Rofi’ Usmani Assalaam
Filosofi Wukuf di Arafah dalam Ibadah Haji Assalaam
Sakit adalah Kesempatan untuk Zikrulloh ; Oleh: Habib Syarief Muhammad Al'aydrus Assalaam
Melaksanakan Umrah Sunat Berkali-kali Assalaam
Shalat sunat thawaf Assalaam
Mohonlah Selalu Dikuatkan Iman Islam: Sebuah Pesan dari Syekh Abu al-Hasan al-Sindi Assalaam
Filosofi Melontar Jumrah dalam Ibadah Haji Assalaam
Allah SWT Memandangi Wajah Manusia Lanjut Usia: Sebuah Perenungan Assalaam