Dalam kehidupan ini, seringkali kita dihadapkan pada berbagai cobaan dan ujian, baik dari segi materi, hubungan sosial, maupun keadaan fisik. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menghadapi segala sesuatu dengan sikap yang penuh kesabaran, tawakal, dan rasa syukur. Namun, ada beberapa sikap yang harus dihindari karena dapat merusak keimanan dan menghalangi kita untuk menjalani hidup sesuai dengan tuntunan Allah. Berikut adalah tiga sikap yang harus dijahui oleh setiap Muslim untuk menjaga keimanan dan ketaatan kepada Allah.
1. Mengeluh tentang Kesulitan Hidup
"Siapa yang pada pagi harinya mengeluh kesulitan hidup, dia sama dengan mengeluh Tuhannya."
Mengeluh tentang kesulitan hidup adalah salah satu sikap yang sangat berbahaya bagi seorang Muslim. Ketika seseorang mengeluh tentang nasib buruk atau kesulitan yang dihadapinya, dia sebenarnya sedang meragukan takdir dan ketetapan Allah. Padahal, setiap ujian dan kesulitan yang datang kepada kita adalah bagian dari takdir Allah yang sudah ditentukan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah." (Surah At-Taghabun: 11)
Mengeluh kepada orang lain tentang kesulitan hidup menunjukkan ketidakpahaman kita akan takdir dan sunnatullah dalam kehidupan ini. Bahkan, jika keluhan tersebut tidak disampaikan kepada Allah, maka itu adalah tanda kurangnya rasa syukur dan penerimaan terhadap takdir-Nya.
Namun, mengeluh kepada Allah itu diperbolehkan karena dalam Islam, mengeluh kepada-Nya adalah bentuk doa dan permohonan pertolongan. Dalam sebuah riwayat, Abdullah bin Mas'ud ra. menyampaikan doa yang diajarkan Rasulullah saw. kepada umatnya, yakni:
"Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu dan hanya kepada-Mu kami mengadu. Engkaulah Dzat yang paling berhak diminta pertolongan. Tiada daya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi, Maha Agung." (HR. Bukhari)
Doa ini mengajarkan kita untuk mengadu dan memohon pertolongan hanya kepada Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Mengeluh kepada-Nya adalah bentuk pergantian beban hidup yang bisa menjadi penyejuk hati dan sumber kekuatan untuk terus bertahan. Sebagaimana diceritakan dalam riwayat Al-A’masy yang tidak pernah meninggalkan doa ini, karena ia merasakan keberkahan dan ketenangan batin setelah mengamalkannya.
2. Bersedih karena Urusan Dunia
"Siapa yang pada harinya bersedih karena urusan dunia, maka dia pada pagi hari itu telah membenci ketetapan Allah swt."
Sikap kedua yang harus dijauhi adalah bersedih berlebihan karena urusan dunia. Kehidupan dunia memang penuh dengan tantangan dan kesulitan. Namun, jika kita membiarkan diri kita terperangkap dalam kesedihan yang berkepanjangan karena masalah duniawi—baik itu kehilangan harta, kegagalan, atau masalah lainnya—maka kita sebenarnya sedang menunjukkan ketidakridhalaan terhadap takdir Allah.
Ketika seseorang marah atau bersedih karena urusan dunia, itu menandakan bahwa dia belum menerima kenyataan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah ditentukan oleh Allah melalui qadha dan qadar-Nya. Dalam ajaran Islam, kita diajarkan untuk bersabar dan tetap bersyukur dalam segala keadaan, baik itu kesenangan maupun kesulitan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dan janganlah kamu merasa lemah, dan jangan pula bersedih hati, padahal kamu lah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." (Surah Ali 'Imran: 139)
Ini adalah pengingat bagi kita bahwa dalam setiap cobaan, kita harus tetap bersabar dan tidak membiarkan diri kita tenggelam dalam kesedihan yang tidak bermanfaat. Sikap sabar dan ridha dengan ketetapan Allah adalah salah satu bentuk keimanan yang harus terus dijaga.
3. Merendahkan Diri karena Kekayaan Orang Lain
"Siapa yang merendahkan diri pada orang kaya karena kagum pada kekayaannya, sungguh telah hilang dua pertiga dari agamanya (ketaatannya)."
Sikap ketiga yang harus dihindari adalah merendahkan diri di hadapan orang kaya atau orang yang memiliki kedudukan sosial tinggi hanya karena kekayaannya. Islam mengajarkan kita untuk memuliakan seseorang berdasarkan akhlaknya, ilmu, dan ketaatannya kepada Allah, bukan berdasarkan harta atau status sosialnya. Menilai seseorang hanya dari segi materi adalah tindakan yang sangat keliru dan bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Jika seseorang hanya memuliakan orang kaya atau orang berkuasa karena kagum pada kekayaannya, maka dia telah mengabaikan nilai-nilai yang lebih penting dalam hidup, seperti akhlak mulia, ilmu, dan amal saleh. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw. mengingatkan kita agar tidak menilai seseorang berdasarkan harta atau penampilannya, melainkan dari ketakwaannya dan amal perbuatannya.
Syekh Abdul Qadir al-Jailani rahimahullah dalam nasihatnya juga menegaskan bahwa seluruh sikap dan tingkah laku orang mukmin harus mencerminkan tiga hal: menaati perintah Allah, meninggalkan larangan-Nya, dan menerima ketetapan-Nya. Apabila sikap kita tidak mencerminkan tiga hal ini, maka kita harus segera mengoreksi diri.
Kesimpulan
Tiga sikap yang harus dijauhi oleh setiap Muslim adalah mengeluh tentang kesulitan hidup, bersedih berlebihan karena urusan dunia, dan merendahkan diri karena kekayaan orang lain. Ketiga sikap ini tidak hanya merusak keimanan, tetapi juga menghalangi kita untuk hidup sesuai dengan tuntunan Allah swt. Dalam menghadapi ujian hidup, kita harus belajar untuk bersabar, menerima ketetapan Allah, dan selalu menjaga hati agar tetap tawakal kepada-Nya. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menjauhi tiga sikap buruk ini dan senantiasa hidup dengan penuh ketaatan kepada Allah.
Istilah-istilah dalam Ibadah Haji Assalaam
Do'a Niat Mandi Sunnah dan Shalat Sunnah Ihram dalam Ibadah Haji Assalaam
Ziarah Sekitar Masjidil Haram Assalaam
Posisi Terhormat Ibu Dalam Konsep Islam Assalaam
Marhaban Ya Ramadhan : Oleh KH. Lukman Hakim Assalaam
Tandatangani MoU, Indonesia akan Berangkatkan 221 Ribu Jemaah pada Operasional Haji 2025 : 12 Jan 2025 ; oleh Mustarini Bella Vitiara Assalaam
Belajar dari Unta: Makna dan Hikmah dari Keberadaannya Assalaam
Tempat Turunnya Wahyu Pertama kepada Rasulullah SAW Assalaam
Qolbun Salim: Hati yang Bersih dalam Pandangan Islam Assalaam
Ridho Allah dan Cinta-Nya: Tanda-Tanda yang Diberikan kepada Hamba-Nya Assalaam
Kiranya Niat Naik Haji Mereka Telah Betul: Tadarus tentang Naik Haji Oleh: Ahmad Rofi’ Usmani Assalaam
Filosofi Wukuf di Arafah dalam Ibadah Haji Assalaam
Tiga Hal Pokok dalam Kehidupan Assalaam
Peninggalan Nabi Muhammad SAW: Jejak yang Tak Terlupakan dan Penuh Misteri Assalaam
Sakit adalah Kesempatan untuk Zikrulloh ; Oleh: Habib Syarief Muhammad Al'aydrus Assalaam