Marhaban Ya Ramadhan : Oleh KH. Lukman Hakim

  • Assalaam
  • H. Muttaqien
  • 144
...

Bulan Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam tahun Hijriyah. Ramadhan juga pemimpin bulan-bulan dalam Islam (sayyidusy syuhur). Ramadhan bulan yang paling utama, istimewa, dan dinantikan kedatangannya oleh umat Islam di seluruh dunia. Ia sebagai bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan, Ramadhan memberikan kesempatan besar bagi setiap Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas keimanan. Tidak berlebihan apabila umat Islam menyambut kedatangan Ramadhan dengan penuh bahagia dan gembira karena keutamaannya yang luar biasa. Dalam hadits disebutkan, “Man fariha bi dukhuli ramadhan harramallahu jasadahu alan niiraan”, artinya barangsiapa yang bahagia atau gembira menyambut datangnya bulan Ramadhan maka Allah SWT menyelamatkannya dari api neraka.

Abu Hilal al-Askari, seorang pakar linguistik Arab klasik, dalam bukunya al-Furuq fi al-Lughah al-Arabiyah menjelaskan bahwa kata fariha (gembira) mengandung dua filosofi makna yang mendalam, pertama memiliki pengertian al-insyirah fi al-qalb yakni kondisi hati yang tidak tertekan dan kedua mengandung arti ar-ridlo bima yataladzdzadzu fih yakni adanya sikap rela untuk menikmati atau menjalankan apa yang menjadikan gembira dan bahagia. Dua makna filosofis ini tidak dapat dipisahkan dalam makna kata fariha (bahagia/gembira). Dengan demikian, pengertian bahagia itu mencakup adanya suasana senang dalam hati dan kerelaan untuk menikmati hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi bahagia. Jika makna filosofis kata fariha tersebut dikaitkan dengan pengertian hadits “Man fariha bidukhuli ramadlan harrama Allahu jasadahu alan niran”, maka pengertian fariha (bahagia) dalam konteks menyambut bulan Ramadhan bahwa seseorang yang berbahagia (fariha) saja untuk menyambut bulan Ramadhan tidak cukup mendapatkan jaminan masuk surga. Tetapi pada saat yang sama dia harus memiliki kerelaan untuk menjalankan amal ibadah bulan Ramadhan dengan penuh keimanan.

Berbahagia saja belum cukup, tanpa ada aksi nyata dengan beribadah sebagai bukti kebahagiaan itu sendiri. Menyatakan keimanan saja kepada Allah pun belum cukup tanpa dibarengi dengan penghambaan diri kepada Allah dan berbuat baik kepada makhluk-Nya (al-ihsan).

Lalu bagaimana kita seharusnya menyambut bulan Ramadhan? Selain merasa gembira (bahagia) dalam menyambut bulan Ramadhan juga perlu langkah optimal persiapan yang dilakukan : Pertama, persiapan spiritual ; a) Memperbanyak Ibadah di bulan Syaban. Bulan Syaban adalah waktu yang ideal untuk melatih diri dengan berpuasa sunnah, memperbanyak doa, dan membaca Al-Qur'an. Hal ini akan memudahkan kita untuk lebih produktif secara spiritual saat Ramadhan tiba, b) Menyelesaikan hutang puasa. Bagi yang memiliki hutang puasa Ramadhan sebelumnya, dianjurkan untuk menyelesaikannya sebelum Ramadhan datang, c) Bertaubat. Bersihkan hati dan jiwa dengan memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Kedua ; persiapan fisik ; a) Menjaga kesehatan. Tubuh yang sehat akan mendukung kelancaran ibadah di bulan Ramadhan. Mulailah dengan pola makan yang sehat dan istirahat yang cukup, b) Melatih puasa. Berpuasa sunnah di bulan Syaban bisa membantu tubuh beradaptasi dengan pola makan dan ibadah di bulan Ramadhan. Ketiga, persiapan mental dan emosional. a) Niat yang tulus. Siapkan niat yang ikhlas untuk menjalankan ibadah Ramadhan semata-mata karena Allah SWT, b) Mengendalikan emosi. Ramadhan adalah waktu untuk melatih kesabaran. Mulailah dari sekarang dengan mengendalikan amarah dan memperbanyak toleransi. Keempat, persiapan sosial ; a) Mempererat silaturahmi. Menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih, memperbaiki hubungan dengan keluarga, teman, dan tetangga, b) Meningkatkan kepedulian. Ramadhan adalah bulan berbagi. Persiapkan diri untuk memperbanyak sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Kelima, persiapan ilmu ; a) Mempelajari fiqih puasa. Pelajari kembali tata cara puasa, keutamaan, serta hal-hal yang membatalkannya agar ibadah puasa lebih maksimal, b) Merencanakan target ibadah. Susun target ibadah seperti jumlah halaman Al-Qur'an yang akan dibaca setiap hari, jumlah rakaat shalat sunnah, dan sebagainya.

Selain persiapan menyambut Ramadhan sesuai dengan ajaran Islam juga ada tradisi unik di berbagai daerah dalam menyambut Ramadhan. Di Indonesia, misalnya terdapat tradisi nadran (ziarah kubur), doa bersama dan makan-makan sebagai bentuk syukur akan usia seseorang dikaruniai Allah sampai di bulan Ramadhan. Tradisi ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan mempersiapkan diri secara spiritual. Sepirit menyambut Ramadhan adalah momen yang penuh kebahagiaan. Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya dengan berkata, "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kalian berpuasa di dalamnya. Pada bulan itu, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (HR. Ahmad).

Dengan semangat tersebut, menyambut Ramadhan diharapkan dengan penuh antusiasme dan rasa syukur. Ramadhan adalah tamu istimewa yang datang setiap tahun. Persiapan yang matang, baik dari segi spiritual, fisik, mental, maupun sosial, akan membantu kita memanfaatkan bulan penuh berkah ini secara maksimal. Semoga Ramadhan kali ini menjadi momen yang membawa perubahan positif dalam hidup kita dan mendekatkan kita kepada Allah SWT.

Marhaban ya Ramadhan. 


Artikel Lainnya