Dalam lembaran-lembaran karya agung Futuhat al-Makkiyah, Syekh Muhyiddin Ibn Arabi mengungkapkan makna mendalam dari sabda Rasulullah ﷺ tentang turunnya Allah ke langit dunia. Setiap malam, ketika kegelapan menyelimuti bumi dan manusia tenggelam dalam tidurnya, Allah turun ke langit dunia, menyeru dengan kelembutan dan cinta yang tak tertandingi: "Bohong jika seseorang mengaku mencintai-Ku, namun saat malam menyelimutinya, dia tidur dan meninggalkan-Ku."
Ungkapan ini bukan sekadar peringatan, tetapi sebuah teguran mesra dari Sang Khalik kepada hamba-hamba-Nya yang lalai. Malam, yang seharusnya menjadi saat sunyi untuk bermesra dengan-Nya, justru sering kita lewatkan begitu saja dalam lelap yang hampa. Allah, dalam kebesaran dan kemuliaan-Nya, rela “turun” ke langit dunia—bukan karena Dia membutuhkan kita, melainkan karena Dia menginginkan kita.
Cinta yang sejati selalu rindu menyendiri bersama kekasih. Maka Allah bertanya: “Bukankah setiap pencinta ingin berkhalwat dengan kekasihnya?” Ini adalah panggilan yang mengguncang hati, yang membuat pecinta sejati terjaga dan bergetar. Siapa yang benar-benar mencintai-Nya, pasti menanti-nanti waktu malam bukan untuk tidur, tetapi untuk bermunajat, menangis, dan berbicara dalam hening kepada-Nya.
Di tengah malam itulah Allah bertajalli—menampakkan kelembutan dan rahmat-Nya—bukan dalam bentuk fisik, tetapi dalam makna dan kasih. Ia membuka pintu selebar-lebarnya, berseru: “Adakah yang bertaubat, agar Aku menerimanya? Adakah yang meminta, agar Aku memberinya? Adakah yang memohon ampun, agar Aku mengampuninya?” Seruan ini terus menggema hingga fajar menyingsing.
Betapa banyak yang tertidur dalam kelalaian, padahal Sang Kekasih sedang mengetuk pintu hati. Betapa sering kita mengabaikan-Nya, padahal Ia tak pernah berhenti menunggu. Sungguh dusta jika lidah mengaku cinta, namun tubuh enggan bangkit di malam yang sepi untuk menjawab panggilan-Nya. Apakah kita akan terus menjadi hamba yang lalai, atau bangkit menjadi pecinta yang setia?
Malam adalah waktu paling mulia, bukan karena sunyinya semata, tetapi karena di dalamnya tersimpan rahasia kedekatan. Rasulullah ﷺ, yang ma’shum dan dijamin surga, tidak pernah melewatkan malam tanpa bermunajat. Lalu bagaimana dengan kita, yang penuh dosa dan bergelimang kelalaian?
Allah tidak menunggu di istana, tetapi turun mendekati kita. Sebuah gambaran kedekatan yang luar biasa, yang seharusnya menyentuh hati siapa saja yang masih memiliki rasa. Dia tidak meminta kita membawa persembahan besar. Cukup hadir, mengaku salah, dan meminta ampun. Itulah khalwat yang dicintai-Nya.
Bangunlah di malam hari, meski hanya sebentar. Hadapkan wajah kepada-Nya dengan hati penuh kerinduan. Ucapkan doa meski terbata. Tangisi dosa yang mungkin telah lama kita abaikan. Karena pada saat itu, Dia ada lebih dekat dari sebelumnya. Turun ke langit dunia, hanya untuk kita.
Inilah rahasia para auliya dan hamba-hamba pilihan. Mereka tidak tidur seperti kebanyakan manusia, karena malam bagi mereka adalah waktu bercinta dengan Tuhan. Dan siapa pun bisa menjadi seperti mereka, asal berani bangkit dan meninggalkan kenyamanan sesaat demi kebersamaan abadi dengan Sang Maha Cinta.
Semoga Allah menganugerahi kita hati yang rindu kepada-Nya, yang tak sanggup terlelap saat suara-Nya memanggil. Jangan biarkan malam-malam kita kosong tanpa makna. Jawablah seruan langit, dan jadilah pecinta sejati yang hadir saat Allah turun untuk memberi.
Istilah-istilah dalam Ibadah Haji Assalaam
Do'a Niat Mandi Sunnah dan Shalat Sunnah Ihram dalam Ibadah Haji Assalaam
Ziarah Sekitar Masjidil Haram Assalaam
Posisi Terhormat Ibu Dalam Konsep Islam Assalaam
Haji 2025 Tak Lagi Seragam: Ketika Satu Kloter Terbelah Karena Syarikah Assalaam
Marhaban Ya Ramadhan : Oleh KH. Lukman Hakim Assalaam
Tandatangani MoU, Indonesia akan Berangkatkan 221 Ribu Jemaah pada Operasional Haji 2025 : 12 Jan 2025 ; oleh Mustarini Bella Vitiara Assalaam
Belajar dari Unta: Makna dan Hikmah dari Keberadaannya Assalaam
Tempat Turunnya Wahyu Pertama kepada Rasulullah SAW Assalaam
Qolbun Salim: Hati yang Bersih dalam Pandangan Islam Assalaam
Ridho Allah dan Cinta-Nya: Tanda-Tanda yang Diberikan kepada Hamba-Nya Assalaam
Tiga Sikap yang Harus Dijahui Assalaam
Kiranya Niat Naik Haji Mereka Telah Betul: Tadarus tentang Naik Haji Oleh: Ahmad Rofi’ Usmani Assalaam
Filosofi Wukuf di Arafah dalam Ibadah Haji Assalaam
Tiga Hal Pokok dalam Kehidupan Assalaam
Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda di situs ini. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.
Terima & LanjutkanPerlu informasi lebih lanjut? Kebijakan Privasi – atau – Kebijakan Cookie dan GDPR