KEISTIMEWAAN HAJAR ASWAD. ( Kitab Al-Hajj; Penyusun; Sayyid Muhammad Al'Alawi Al-maliki )

  • Assalaam
  • H. Muttaqien
  • 16
...

Hajar Aswad, batu hitam yang terletak di sudut Ka'bah, merupakan salah satu keistimewaan terbesar dalam Islam. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Hajj karya Sayyid Muhammad Al'Alawi Al-Maliki, Hajar Aswad di syariatkan untuk dicium dan dikecup oleh umat Islam, sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan kepada Allah SWT, yang tercatat dalam hadits shahih Bukhari dan Muslim. Batu ini, yang berasal dari surga, memiliki kedudukan sangat mulia di sisi Allah. Hajar Aswad terletak di Rukun Syarqi, bagian paling suci dari Ka'bah, dan disebutkan dalam Al-Qur'an dalam surah Al-Baqarah (127), saat Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS membangun fondasi Ka'bah: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Ka'bah bersama Ismail…” (QS. Al-Baqarah: 127). Sebagai simbol kesucian dan penghubung antara langit dan bumi, Hajar Aswad bukan hanya sebagai batu biasa, melainkan sebagai tempat yang penuh berkah dan keutamaan, yang menjadi saksi perjalanan ibadah haji umat Islam sepanjang sejarah.

1. Di syariatkan mencium dan mengecupnya.sebagaimana dalam Bukhari dan Muslim.

2. Tempat paling mulia di Baetullah (Rukun Syarqi). Wa-idz yarfa’u ibraahiimul-qawaa’ida minal baeti wa-ismaaiilu. QS. Al-Baqarah:127.

3. Di syariatkan tempat memulai thawaf.

4. Yang beristilam pada hajar aswad, bagaikan menyerahkan tangannya pada Yadarrahmaan, bagaikan yang berbaiat kepada Allah dan Rasulullah, sbgaimana HR Ibnu Majah. Dan Said bin Manshur dalam Kitab Assunan. aL-Azraqi dalam Akhbar Mekah.

5. Hajar aswad memiliki cahaya berkilau nan agung namun Allah SWT mengusapnya sebagaimana dalam HR. Ahmad, Thurmudzi dan Ibnu Hibban.

6. Hajar Aswad kelak nanti akan bersaksi pada hari kiamat bagi orang yang pernah menciumnya dengan hak, sebagaimana Hadits Riwayat Thurmudzi, Thabrani, dalam kitab al-Awsath.

7. Dapat member syafa’at (Syaafi’un wa Musyaffa’un)pada hari kiamat, sbagaimana dalam HR. Thabrani.

8. Hajar aswad di muka bumi menempati kedudukan “Yamiinullaah”; tangan kanan Allah. “Alhajaru yamiinullah fii ardhihi”, Hajar Aswad adalah tangan kanan Allah di muka bumi..

Rukun Yamani

- Rukun Ka’bah Musyarrafah. Keutamaan dan keistimewaannya sangat luhur. Fadhilah utama lantaran Rasulul Mushthafa SAW, seringkali beristilam dengan tangannya yang mulia, dan hal ini menjadi sunnah yang disyari’atkan.

- Imam Abu Daud dari Ibnu Umar RA. Rasululullah Shallallaahu’alaihi wasallaam tak pernah meninggalkan istilam pada rukun Yamani dan Hajar setiap kali thawafnya. Menurut Al-Mundziri bahwa Annasa-I telah mentakhrij dalam isnadnya Abdul Aziz bin Abi Ruwad. Dan ada pembahasannya.

- Dari Ma’mar dari Azzuhri dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah SAW, Laa Yastalimu minal baeti iLLaal ruknaini al yamaaniaini.

- Mencium rukun Yamani(attaqbiilu)sekalipun tidak popular tetapi telah datang keterangan yang menguatkannya dalam sunnah, yaitu riwayat dari Ibnu Abbas RA ia berkata : bahwa Rasulullah SAW jika beristilam di rukun Yamani ia menciumnya. HR. Bukhari dalam tarikhnya. Ibnul-Muqayyim menukilnya dalam Tahdziibussunan, ia berkata: adalah Nabi SAW mencium rukun Yamani dan menekankan pipinya pada rukun Yamani. HR Hakim dalam sohihnya

- Sebagaimana diriwayatkan Ibnu Umar Ra. “mengusap Hajar Aswad dan Rukun Yamani meluluhkan dosa-dosa (Khathaayaa).

- “Sesungguhnya mengusap kedua rukun itu adalah kifarat bagi dosa dosa.(Inna mashaha kaffaaratan Lil-khataayaa)HR. Atthurmudzi. Hadits Hasan.

- Berkata Ibnul-Mundziri. Dalam riwayat Al-Hakim dengan isnad yang soheh, demikian Ibnu Khuzaimah dalam sohihnya dengan lafal. “Mashuhuma yahutthul-khathaayaa” dalam al-Musnad, 12;24.

- Riwayat Imam Azraqi, dengan sanadnya yg sampai ke Imam Mujahid, ia berkata: siapa yang meletakkan tangannya pada rukun Yamani lalu berdo’a maka ia di ijabah (permohonannya). Ia berkata kataku kepadanya, berdirilah bersama kita wahai abah hujjaaj maka hendaklah kita melakukannya lalu kamipun mengerjakan hal itu.

- Pada sanad yang sama Imam Mujahid berkata: telah sampai keterangan padaku, bahwa antara rukun Yamani dan rukun aswad terdapat 70.000 malak yang tidak beranjak di tempat itu. Mereka para malak berada disitu sejak Allah Ta’ala menciptakan Baetullah. Atsar penjelasan ini terhenti (mauquf)pada Mujahid dan sanadnya dha’if sebagaimana terdahulu tetapi syawahidnya memiliki pengaruh kuat yang terhenti pada Ibnu Abbas Ra.

- Keutamaan Rukun Yamani, sebagaimana keterangan dari Abu Hurairah RA bahwasanya Nabi Saw berkata;” di wakilkan pada rukun Yamani 70 malak, siapa yang berdo’a: Allaahumma Inni as-aluka al’afwa wal’aafiyata fiddunyaa wal-aakhirah, rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanatan wafil-aakhirati hasanatan wa qinaa ‘adzaabannaar. Maka para malak itu menjawab ; Aamiin…! HR. Ibnu Majah dalam Assunan.

- Berkata sahabat mulia Abdullah bin Umar bin Khattab Ra.: pada rukun Yamani ada 2 malak yang yang ditugasi mengamini do’a orang yang melewati keduanya, dan (malak) pada rukun Aswadi jumlahnya tak terhitung. HR. Al-Azraqi, dengan sanad yang bagus. (KH.Zaenal Asikin)

Artikel Lainnya