KEUTAMAAN BULAN SYA’BAN

  • Assalaam
  • H. Muttaqien
  • 95
...

Nama-nama bulan Hijriyah dalam setahun diciptakan Allah sejak Dia menciptakan langit dan bumi. Ada empat bulan yang dimuliakan, diantaranya bulan Sya’ban (QS Attaubah : 36-37). Mengapa dinamakan bulan Syaban? Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al Maliki menjelaskan ulasan asal-usul kata "Sya‘ban". Beliau mendokumentasikan sejumlah pandangan ulama terkait penamaan bulan Sya‘ban, “Bulan (kedelapan) hijriyah ini dinamai ‘Sya‘ban’ karena banyak cabang-cabang kebaikan pada bulan mulai ini. Sebagian ulama mengatakan, ‘Sya‘ban’ berasal dari ‘Syâ‘abân yang bermakna terpancarnya keutamaan. Menurut ulama lainnya, ‘Sya‘ban’ berasal dari kata ‘As-syi‘bu’ (dengan kasrah pada huruf syin), sebuah jalan di gunung, yang tidak lain adalah jalan kebaikan. Sementara sebagian ulama lagi mengatakan, ‘Sya‘ban’ berasal dari kata ‘As-sya‘bu’ (dengan fathah pada huruf syin), secara harfiah ‘menambal’ di mana Allah menambal (menghibur atau mengobati) patah hati (hamba-Nya) di bulan Sya’ban. (Lihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban, cetakan pertama, tahun 1424 H, halaman 5)

Keutamaan bulan Sya’ban tidak lepas dari setiap huruf yang mengisi makna mendalam dari bulan Sya’ban. Ini dijalaskan di dalam kitab al Ghunyah li Thalibi Thariqil Haq, artinya "Sya’ban terdiri dari 5 huruf, Syin, Ain, Ba’, Alif, dan Nun; Syin berasal dari as-Syarafu (Kemuliaan), Ain berasal dari al-Uluw (Tinggi), Ba’ dari al Birru (Kebaikan), Nun dari an-Nur (Cahaya)". (Syaikh Abdul Qadir aj-Jailani, al-Ghunyah li Thalibil Haq, juz 1 halaman 341).

Dalam beberapa literatur, bulan Sya’ban memiliki keutamaan ; Pertama, bulan Nisfu Syaban dan ampunan. Keistimewaan bulan Syaban terletak pada pertengahannya atau disebut sebagai Nisfu Sya'ban. Secara harfiah istilah Nisfu Syaban berarti hari atau malam pertengahan bulan Syaban atau tanggal 15 Syaban. Pada bulan ini umat muslim dapat memanfaatkannya dengan sebaik mungkin, yaitu berpuasa di hari Nisfu Syaban dan memperbanyak shalat di malam harinya. Rasulullah SAW bersabda, “Jika tiba malam Nisfu Syaban, maka sholatlah (sunnah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunnah) pada siang harinya (hari kelima belas)" (HR. Ibnu Majah). Juga dalam hadits riwayat Ibnu Hibban, "Allah merahmati para hamba-Nya di malam nisfu Syaban, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap Muslim lain karena urusan duniawi" (HR Ibnu Hibban, ath-Thabarani dan al-Baihaqi).

Makna hadits tersebut, Allah mengkhususkan malam Nisfu Sya'ban dengan keistimewaan, yaitu merahmati para hamba-Nya yang beriman dengan rahmat yang khusus, yaitu mengampuni dosa-dosa mereka. Sedangkan orang kafir dan musyrik, Allah tidak akan mengampuninya. Begitu pula dengan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap muslim lain karena urusan dunia. Kedua, bulan diturunkan 300 pintu rahmat. Malam Nisfu Syaban merupakan malam dibukanya 300 pintu rahmat dan pintu ampunan oleh Allah SWT. Umat muslim juga dianjurkan melakukan ibadah sunnah seperti yang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW berikut. “Apabila malam nisfu syaban (tiba), maka salatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya. Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman, “Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku? Maka aku akan mengampuninya. Adakah orang yang meminta rezeki? Maka aku akan memberinya rezeki? Adakah orang yang mendapat cobaan? Maka aku akan menyembuhkannya. Adakah yang begini dan adakah yang begini.. hingga terbit fajar” (H.R. Ibnu Majah).

Ketiga, perintah Rasulullah untuk memperbanyak puasa sunnah. Selain malam Nisfu Sya'ban, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah. Beliau bersabda: "Rasulullah SAW biasa berpuasa di bulan Sya'ban lebih banyak daripada bulan lainnya, kecuali bulan Ramadan." (HR. Bukhari dan Muslim). Keempat, bulan diangkatnya amal ibadah umat manusia. Syaban merupakan bulan diangkatnya amal ibadah seluruh umat manusia diserahkan kepada Allah SWT. Sabda Rasulullah saw yang artinya, "Bulan Syaban adalah bulan di mana amal manusia diangkat ke hadirat Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan." (HR Dawud dan an-Nasa'i).

Kelima, bulan yang diapit dua bulan mulia. Syaban merupakan bulan yang diapit oleh dua bulan mulia, yakni Rajab dan Ramadhan. Namun, karena berada di antara keduanya, terkadang bulan Syaban justru terlupakan. Rasulullah SAW bersabda, "Bulan Syaban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan." (HR Abu Dawud dan Nasa'i). Keenam, diturunkannya ayat perintah bershalawat kepada Nabi. Pada bulan Syaban terdapat berbagai peristiwa, salah satunya adalah turunnya ayat Alquran yang menganjurkan membaca shalawat kepada Rasulullah SAW, artinya “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS Al-Ahzab ayat 56).

Ketujuh, puasa bulan Syaban disenangi Rasulullah. Pada bulan Syaban Rasulullah senantiasa melaksanakan puasa. Terkadang Rasulullah SAW berpuasa Syaban lalu menyambungnya dengan puasa di bulan Ramadhan, "Bulan yang paling disenangi Rasulullah untuk berpuasa sunnah di dalamnya adalah Syaban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan" (HR. Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa'i). Bahkan Rasulullah SAW terkadang berpuasa Syaban sebulan penuh dan terkadang beliau berpuasa di sebagian besar bulan Syaban seperti diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim. Semoga kita semua mendapatkan keutamaan, ampunan, dan keberkahan bulan Sya’ban. Aamiin.

(Oleh KH. Lukman Hakim ) : Ketua Sosial Keagamaan Yayasan Assalaam. Pembimbing Utama Haji dan Umroh Assalaam.


Artikel Lainnya