Ibrah Perihal Kuda dalam Islam

  • Assalaam
  • H. Muttaqien
  • 29
...

Kuda adalah salah satu hewan yang memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam. Dalam Al-Qur’an, kuda disebutkan sebanyak lima kali (Al-Anfal: 60, Ali Imran: 14, an-Nahl: 8, Al-Isra: 64, dan Al-Hasyr: 6). Meskipun tidak termasuk dalam kategori "al-An’am" (hewan ternak seperti kambing, sapi, dan unta), kuda memiliki makna penting dalam kehidupan umat Islam, baik sebagai hewan yang digunakan dalam peperangan, perjalanan, maupun simbol kehormatan dan perjuangan.

Kuda dan Zakat

Dalam syariat Islam, kuda tidak dikenakan kewajiban zakat, berbeda dengan hewan ternak lainnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:

"ليس على المسلم في عبده ولا في فرسه صدقة"

"Tiada kewajiban zakat atas hamba dan kudanya bagi seorang Muslim" (HR. Ibnu Majah).

Namun demikian, kuda memiliki peran penting dalam kehidupan umat Islam, terutama dalam hal perjuangan di jalan Allah SWT.

Kuda dalam Kehidupan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW sendiri sangat mencintai kuda. Tidak hanya sebagai tunggangan pribadi, kuda juga menjadi bagian dari kehidupan spiritual dan perjuangan Nabi. Salah satu hadis yang menggambarkan betapa besar perhatian Nabi SAW terhadap kuda adalah hadis dari Ibnu Abbas RA, yang menyatakan bahwa pada Perang Badar, Nabi SAW melihat Jibril AS sedang memegang kepala kudanya yang membawa alat perang. Ini menunjukkan bahwa kuda bukan hanya alat transportasi, tetapi juga simbol perjuangan di jalan Allah.

Nabi SAW juga menerima teguran dari Jibril AS terkait perhatian berlebih beliau terhadap kudanya, yang menggambarkan betapa besar kasih sayang Nabi kepada hewan ini. Dalam sebuah riwayat, Jibril AS menegur Nabi mengenai kuda, dan Nabi SAW dengan lembut mengelus kudanya sebagai bentuk cinta dan perhatian.

Keutamaan Kuda di Jalan Allah

Kuda tidak hanya menjadi simbol perjuangan duniawi, tetapi juga menjadi amal jariyah bagi orang yang menggunakannya di jalan Allah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh an-Nasai, disebutkan bahwa "Siapa yang menyiapkan seekor kuda di jalan Allah karena iman kepada Allah dan membenarkan janji-Nya, maka makanannya, minumnya, kencingnya, dan kotorannya menjadi kebaikan yang akan memberatkan timbangan amalnya."

Kuda yang digunakan untuk tujuan baik, seperti berperang di jalan Allah, akan membawa pahala yang tak terhingga bagi pemiliknya. Bahkan dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda:

"Siapa yang menggunakan seekor kuda di jalan Allah, maka baginya akan menjadi penghalang dari neraka." (HR. Abd ibnu Humaid).

Kuda dan Kekuatan Instingnya

Selain sebagai hewan yang digunakan dalam peperangan dan perjalanan, kuda juga dikenal memiliki insting yang tajam. Dalam sebuah kisah yang diriwayatkan dalam hadis, kuda milik Usaid ibnu Hudair RA menunjukkan reaksi aneh saat mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dibacakan oleh tuannya. Ketika Usaid membaca surat Al-Baqarah, kudanya meronta-ronta seolah-olah merasakan sesuatu yang luar biasa. Ternyata, ketika Usaid melihat ke langit, ia melihat awan gelap yang di dalamnya terdapat malaikat yang mendekat. Ini menunjukkan bahwa kuda memiliki kemampuan untuk merasakan kehadiran malaikat, yang tidak dapat dilihat oleh manusia.

Kuda dalam Surga

Kuda juga memiliki tempat istimewa dalam surga. Sebuah riwayat dari Nabi SAW mengisahkan bahwa seorang badui bertanya kepada Nabi SAW apakah ada kuda di surga. Nabi SAW menjawab bahwa jika seseorang masuk surga, ia akan disambut dengan seekor kuda dari yaqut yang memiliki dua sayap dan dapat terbang kemana saja sesuai keinginan pengendaranya. Ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan kuda dalam Islam, bahkan dalam kehidupan akhirat.

Pengajaran dari Kuda

Kuda bukan hanya menjadi simbol perjuangan dan kesetiaan, tetapi juga mengajarkan kita banyak nilai moral. Seperti yang tercermin dalam kisah Abdullah bin Mubarok, yang melihat sebuah kuda yang tampak tidak sempurna menurut penilaian orang-orang, namun setelah diajak berbisik oleh pemiliknya, kuda tersebut berubah menjadi lebih gesit dan lincah. Hal ini mengajarkan kita bahwa kadang-kadang kekurangan bukan terletak pada makhluk itu sendiri, tetapi pada sikap dan perilaku pemiliknya. Jika seorang hamba memperbaiki dirinya, maka akan ada perubahan positif pada seluruh aspek kehidupannya.

Kesimpulan

Kuda dalam Islam bukan hanya sebagai hewan tunggangan atau alat perjuangan, tetapi juga sebagai simbol dari kesetiaan, kekuatan, dan perjuangan di jalan Allah. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menghormati dan memuliakan kuda, karena kuda memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah Islam. Dari pengajaran ini, kita bisa mengambil ibrah bahwa setiap hewan, termasuk kuda, memiliki kedudukan dan peran dalam kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana Nabi SAW memuliakan kuda, kita pun diajarkan untuk menjaga dan memanfaatkan ciptaan Allah dengan baik dan penuh kasih sayang.

----------------------------

Dalam Al-Qur'an kuda disebut sebanyak 5 kali ( Al Anfal: 60, Ali Imran: 14, an-Nahl :8, Al Isra :64, dan Al Hasyr: ayat 6,) .

Jika kambing, sapi, dan unta masuk kategori al-An'am atau hewan ternak, maka kuda tidak termasuk Al- An'am tapi masuk kategori al-Baha-im. Ternak kuda tidak dipungut zakat dalam syariat Islam. Sabda Rasulullah Saw,

ليس على المسلم فى عبده ولا في فرسه صدقة

Tidak ada kewajiban bagi seorang muslim atas hamba dan kudanya untuk membayar zakat. (HR. Ibnu Majah)

Kata lain untuk menyebut kuda adalah al-Faras.

كان يسمى الانثى من الخيل فرسا

Dahulu kuda perempuan disebut dgn faras". (HR. Abu Daud)

Kuda bukan hanya menjadi tunggangan kesayangan Nabi Saw. tapi Jibril As juga memiliki kuda.

عن ابن عباس رضي الله عنهما ان النبي صلى الله عليه وسلم قال يوم بدر هذا جبريل أخذ برأس فرسه عليه أداة الحرب .

Dari Ibnu Abbas Ra, Sesungguhnya Nabi Saw, bersabda pada hari perang Badar, "Ini adalah Jibril sedang memegang kepala kudanya yang membawa alat perang." (HR. al-Bukhari)

Pernah Nabi Saw mendapatkan teguran dari Jibril perihal kuda.

ان جبريل عاتبني في الفرس

Sesungguhnya Jibril As menegurku masalah kuda. (HR. Abu Daud ath- Thayalisi)

Nabi Saw dengan lembut mengelus ngelus kudanya, bahkan ada riwayat yg menambahkan awal redaksi matan haditsnya dengan seruan habibi menunjukkan betapa dalamnya cinta Nabi Saw kepada kudanya. Sebab teguran Jibril As terhadap beliau Saw ini kecuali dlm kitab ad-Durrul Manshur, karya as-Shuyuthi. Bahwa Nabi Saw mengelus ngelus kudanya dengan ujung ghamis beliau Saw. Sehingga para sahabat melihat keheranan sikap sayangnya Nabi Saw yang nampaknya berlebihan terhadap seekor hewan (kuda), mereka bertanya,

يا رسول الله أبقميصك

"Wahai Rasulullah, apakah harus dengan gamis anda?."

Mendengar pertanyaan itu Nabi Saw bersabda:

أن جبريل عاتبني في الخيل البارحة .

"Sesungguhnya Jibril, menegurku masalah kuda tadi malam". ( HR. Said Ibnu Manshur)

لاتقودوا الخيل بنواصيها فتذلوها.

"Janganlah engkau menuntun kuda dari ubun-ubunnya, sehingga engkau menyia - nyiakannya."( ad-Durrul Manshur, .4/ 95.)

من حبس فرسا في سبيل الله كان سترة في سبيل الله .

"Siapa yang menggunakan seekor kuda dijalan Allah, maka baginya akan menjadi penghalang dari neraka." (HR. Abd ibnu Humaid)

من احتبس فرسا في سبيل الله ايمانا بالله وتصديقا لوعد الله كان شبعه وريه وبوله وروثه حسنات في ميزانه. رواه النسائي

"Siapa yg menyiapkan seekor kuda dijalan Allah karena iman kepada Allah dan membenarkan janji-Nya, maka makannya, minumnya, kencing nya dan kotorannya menjadi kebaikan yang akan memberatkan timbangan amalnya." (HR. an-Nasai)

Jika kambing, sapi dan unta yang kita miliki menjadi kendaraan diakhirat lantaran dagingnya kita sedekahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah maka kuda bukan dari dagingnya tapi dari manfaatnya dalam perjuangan.

Zaid bin Tsabit pernah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Saw memutuskan denda bagi orang yang melukai mata kuda adalah sepermpat harganya." ( ad-Durrul Manshur, Jalaluddin Asshyuthi. 4/96)

Ini tidak terjadi kecuali pada kuda, Sehingga dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa Nabi Saw bersabda:

اكرموا الخيل وجللوها

" Muliakanlah kuda dan perlakukan secara terhormat. ( ad-Durrul Manshur, Jalaluddin Asshyuthi. 4/95)

Dalam riwayat Soheh al- Bukhori disebutkan bahwa Rasulullah Saw mempunyai seekor kuda yang merumput diperkebunan kurma milik kami yang dikelilingi tembok. Kuda itu bernama al-Luhaif (yg berekor panjang)

Dibandingkan dengan binatang lain kuda terkenal sebagai binatang dgn kecepatan lari yang luar biasa. Bahkan kekuatan kuda ( horsepower) terkenal dalam dunia otomotif. Kuda memiliki lari yang cepat dapat memungkinkan karena penciptaan nya dari angin. Sebagaimana yang diisyaratkan dalam sebuah hadits riwayat Ali bin Abi Thalib. Ra.

Ketika Allah SWT hendak menciptakan kuda Dia berfirman kepada angin selatan, sesungguhnya Aku akan menciptakan darimu makhluk yang Aku akan jadikan sebagai kemuliaan bagi para wali-Ku, dan nestapa bagi musuh- musuh-Ku, dan keindahan bagi orang yang taat kepada-Ku". Lantas angin berkata: "Ciptakanlah," Maka Allah SWT. mengambil angin dan menciptakan kuda."

( المتق الهند : كنزالعمال في سنن الاقوال والافعال . ج ٤ ص ٤٦٤)

"Tidak ada yang paling dicintai Rasulullah Saw, setelah perempuan melebihi kuda." (HR. an-Nasai)

Oleh karena itu Nabi Saw, juga pernah bersabda terkait kuda dan perempuan. Beliau Saw, bersabda:"Kesialan biasa timbul dari tiga hal; kuda, perempuan dan tempat tinggal." (HR. al-Bukhari)

Maksudnya kuda membawa kesialan apabila digunakan ia menjadi kuda taruhan dan hal- hal lain yang diharamkan agama. Perempuan dianggap kesialan dalam tradisi Arab apabila ia memiliki watak keras yang suka melawan suami dan tidak memiliki keturunan. Adapun rumah yang sial apabila memiliki tetangga yang jahat dan jauh dari masjid. ( Faidhul Qadir. Abdurrauf al- Minawi. Jilid 2 / 560)

Kuda memiliki insting yang tajam. Pernah dikisahkan bahwa Usaid ibnu Hudair Ra. membaca Qur'an surat Al-Baqarah, saat itu kuda miliknya diikat dekat dengan dirinya. Tiba tiba kuda milik sahabat Usaid ibnu Hudair meronta-ronta, tapi begitu Usaid berhenti membaca surat Al-Baqarah kudanya kembali tenang . Begitu ia melanjutkan kembali bacaan kuda itu kembali meronta-ronta. Saat itu anak Usaid yakni Yahya sedang berada di dekat kuda sehingga Usaid hawatir anaknya terdepak kuda. Sembari menarik anaknya ia menengok ke arah langit. Ia mendapati langit itu begitu gelap sehingga hampir tak terlihat.

Esok harinya ia menceritakan kejadian itu kepada Rasulullah Saw, Mendengar hal itu Rasulullah Saw bersabda: " Bacalah saja wahai putera Hudair ! Bacalah saja wahai putera Hudair! . Usaid melanjutkan, "Aku hawatir kuda itu akan menyepak Yahya karena saat itu keduanya berdekatan. Lalu beranjak mendekati anakku. Sesaat setelah aku mendongak ke arah langit, disana aku melihat seonggok awan yg didalamnya ada bentukan mirip lentera. Lalu aku keluar dan tidak lagi melihatnya. Beliau Saw, bersabda: "Lalu, tahukah engkau apa yang kau lihat itu?" Ia menjawab: Tidak". Rasulullah Saw menjelaskan, "Itu adalah para malaikat. Mereka mendekat karena mendengar suaramu. Andai saja engkau membaca terus, niscaya pada keesokan harinya orang-orang akan melihat apa yang kau lihat itu;"Mereka para malaikat itu tidak akan lenyap dari pandangan manusia". (HR. al-Bukhari)

Riwayat tsb menjelaskan bahwa kuda dapat melihat malaikat yang tidak dilihat oleh Usaid sehingga kuda itu meronta-ronta.

Selain itu juga kuda adalah binatang surga.

عن ابي ايوب قال انى النبي صلى الله عليه وسلم أعرابي فقال يا رسول الله اني احب الخيل الي الجنة خيل؟ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ان أدخلت الجنة أتيت بفرس من ياقوتة له جناحان فحملت عليه ثم طار بك حيث شئت. رواه النسائي.

"Seorang badui datang menghadap Nabi Saw lalu bertanya: " Wahai Rasulullah saya mencintai kuda. Apakah di dlm surga ada kuda ? Rasulullah Saw menjawab:"Jika engkau masuk surga maka akan disambut dengan kuda dari Yaqut, memiliki dua sayap dan engkau dinaikkan ke atasnya, lantas kuda itu terbang membawamu kemanapun engkau menghendaki."

(HR. an-Nasai)

Dalam kitab

المواعظ العصفورية

dikisahkan, suatu ketika Abdullah bin Mubarok melihat ada seekor kuda yang dijual dipasar dgn harga 400 dirham. Kuda itu sangatlah murah. Tetapi orang-orang berkata kalau kuda itu banyak kekurangannya sehingga dihargai murah. Abdullah bin Mubarok penasaran dna bertanya kepada penjual kuda tentang apa kekurangannya. Dijawab oleh sipenjual kuda, "Kuda ini tdk bisa berlari kencang, bahkan sering berhenti mendadak sehingga mudah dikejar musuh, dan kuda ini sering meringkik yang bukan pd tempatnya". Begitu tahu kekurangan yang dimiliki kuda itu, Abdullah bin Mubarok berkata: "Kalau begitu 400 dirham terlalu mahal." Akhirnya Abdullah pergi meninggalkan kuda dan penjualnya. Dan akhirnya tersiar kabar bahwa muridnya Abdullah bin Mubarok membeli kuda tersebut. Singkat cerita terjadilah peperangan dan muridnya ikut perang dengan menunggang kuda itu. Ternyata di medan perang kuda tsb sangat gesit dan lincah. Lalu Abdullah bin Mubarok mendekati muridnya dan bertanya, "Tahukah kamu kekurangan kuda ini ? Murid itu menjawab:

"Begitulah kuda ini menurut penilaian orang-orang". Namun ketika aku membelinya, aku berbisik pada kuda ini, "Wahai kuda, sesungguhnya Aku telah meninggalkan dosa. Aku telah bertobat dan kembali kepada Allah. Oleh karena itu, engkau juga harus meninggalkan semua kekurangan dirimu." Lalu kuda itu menganggukkan kepalanya tiga kali dan mengiyakan ajakanku dengan gembira.

Sejak itulah aku tahu bahwa kekurangan bukan karena kuda ini, tetapi kekurangannya ada pada pemilik kuda ini.

Kuda orang-orang yang tidak beriman( juga orang zalim) akan mengutuk pemiliknya sehingga cepat cepat turun dari punggung nya. Apabila Allah SWT melaknat maka seluruh alam ikut melaknatnya. **KH. Zaenal Asikin

Wallahu alam..!

Referensi: Hakikat Silaturrahim,

Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A

Artikel Lainnya