Bulan Rajab merupakan bulan dimana Rasulullah saw dipanggil oleh Allah menerima perintah shalat. Shalat merupakan ibadah pokok dalam kehidupan seorang muslim. Bahkan kelak di akhirat yang pertama ditanya terlebih dahulu adalah tentang shalatnya. Betapa shalat sangat penting, sehingga ia diposisikan sebagai tiang agama, pondasi dan dasar agama. Sebuah bangunan akan runtuh manakala tidak ditopang dengan tiang yang kokoh, begitu pula agama seseorang akan runtuh bila pemeluknya tidak mendirikan shalat.
Shalat Sebagai Tiang Agama: Pondasi Iman yang Menghubungkan Hamba dengan Allah SWT
Shalat, sebagai salah satu rukun Islam, memegang peranan penting dalam kehidupan seorang Muslim. Dalam ajaran Islam, shalat bukan hanya sekadar ritual atau kewajiban fisik, tetapi juga merupakan tiang agama yang memiliki makna yang sangat mendalam. Shalat bukan hanya untuk menyembah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga berfungsi sebagai pembentuk pondasi iman yang kuat, mempererat hubungan langsung dengan Sang Pencipta, serta membersihkan jiwa dari dosa.
Shalat Sebagai Pondasi Iman yang Kuat
Shalat menjadi tiang agama karena ia adalah salah satu kewajiban utama yang harus dilakukan oleh setiap Muslim. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah (2: 3-5), “(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan orang-orang yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan apa yang diturunkan sebelum kamu, dan yang meyakini adanya kehidupan akhirat. Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Ayat ini menunjukkan bahwa shalat adalah salah satu unsur utama bagi orang yang memiliki iman yang kokoh. Dengan mendirikan shalat secara rutin, seorang Muslim menegakkan salah satu bentuk ibadah yang paling utama, yang menjadi penopang dan penguat bagi seluruh aspek kehidupannya. Shalat menjadi wujud nyata dari ketundukan dan ketaatan kepada Allah, yang pada gilirannya memperkokoh keimanan dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan-Nya.
Shalat Mempererat Hubungan dengan Allah SWT
Shalat bukan hanya sekedar kewajiban fisik yang dilakukan tanpa makna. Di dalamnya terkandung dimensi spiritual yang mendalam. Melalui shalat, seorang Muslim menjalin komunikasi langsung dengan Allah SWT, mengungkapkan doa, harapan, dan penghambaan, serta memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Mu'minun (23:1-2) Allah berfirman, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya."
Ayat ini menjelaskan pentingnya kekhusyukan dalam shalat sebagai sarana untuk memperoleh kedekatan dengan Allah. Shalat mengajarkan seorang Muslim untuk merendahkan hati, mengingat Allah dalam setiap gerakan dan bacaan, serta meresapi makna setiap doa yang diucapkan. Melalui shalat, seorang hamba dapat merasakan kebesaran Allah dan menyadari keterbatasannya sebagai makhluk yang tidak ada apa-apanya tanpa pertolongan-Nya.
Shalat Sebagai Pembersih Dosa dan Kemunkaran
Shalat juga memiliki fungsi penting dalam membersihkan jiwa dan hati seorang Muslim dari dosa-dosa yang telah diperbuat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Ankabut (29:45), "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar."
Ayat ini menunjukkan bahwa shalat bukan hanya sekadar ibadah formal, tetapi juga memiliki kekuatan untuk membersihkan jiwa dan hati seseorang dari segala bentuk keburukan. Setiap kali seorang Muslim melaksanakan shalat, ia memohon ampunan kepada Allah, memperbaiki niat, dan membersihkan dirinya dari segala bentuk perbuatan dosa. Selain itu, shalat juga berfungsi sebagai pengingat bagi setiap individu untuk selalu berada di jalan yang benar dan menjauhi perbuatan yang tidak diridhai Allah.
Secara moral, shalat dapat menghindari perbuatan keji dan munkar, melatih kesabaran, ketabahan dan kejujuran (Al-Baqarah ; 143, QS. Al-Ankabut: 45). Dalam kehidupan sosial, shalat terutama berjamaah dapat memperkuat persatuan umat, membangun solidaritas dan kepedulian sosial, memperkuat ikatan komunikasi dan meningkatkan rasa tanggungjawab sosial. Makna lain shalat sebagai tiang agama, secara pribadi bagi pelakunya adalah shalat dapat menghilangkan stress, meningkatkan kesehatan mental, melatih disiplin dan ketaatan serta meningkatkan akan kesadaran diri sendiri dan tujuan hidup.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw menjelaskan shalat sebagai tiang agama memberikan makna mendalam ; Pertama, zainul wajhi artinya wajahnya indah, cerah dan berseri-seri. Orang yang mendirikan shalat dan menjaganya Allah jadikan wajahnya cerah dan berseri-seri, mata yang bersinar, senyum yang tulus, prilaku yang baik, serta memiliki kesabaran dan ketabahan. Terlebih nanti di hari kiamat wajah mereka bercahaya karena banyak mengambil air wudhu dan banyak pula melaksanakan shalat. Oleh karena itu seseorang yang ingin mencapai zainul wajhi hendaknya ia mampu melaksanakan shalat tepat waktu, khusyu dan tawadhu, menghindari perbuatan dosa dan maksiat, selalu berbuat baik kepada orang lain serta membaca Al-Quran dan mengamalkannya. Dengan memahami konsep zainul wajhi, kita dapat meningkatkan ketaatan dan memperoleh kebahagiaan batin yang sejati.
Kedua, nurul wajhi artinya cahaya ke dalam hati. Maksudnya orang yang benar dan khusyu dalam shalat memberikan dampak batin, jiwa yang tenang. Ketiga, rohatul badan artinya shalat sebagai istirahatnya badan, jasad, fisik. Fisik yang sibuk dalam aktifitas sehari-hari karena tuntutan kehidupan duniawi dapat diistirahatkan dengan pelaksanaan shalat, konsentrasi duniawi dialihkan ke konsentrasi ukhrowi, mendekatkan diri dan komunikasi dengan Tuhannya. Mengapa shalat sebagai istirahat badan? Karena shalat dapat mengurangi stres dan kelelahan fisik serta mental, memperkuat energi positif dan mengembalikan keseimbangan tubuh, mengurangi kecemasan dan mengembalikan ketenangan, shalat sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur, memperkuat keseimbangan tubuh dan jiwa. Selain itu, secara fisik shalat dapat mengurangi tekanan darah, memperkuat sistem imun, mengurangi nyeri dan kelelahan otot, memperkuat fleksibilitas dan keseimbangan tubuh. Keempat, unstun fil qobri, artinya teman di dalam kubur. Shalat akan menjadi teman setia dan penenang bagi pelakunya di dalam kubur. Ada sepuluh amalan yang dapat menemani pelakunya di alam kubur, diantaranya shalat (Al-Hadits). Kelima, manzilur rahmah, artinya tempat turunnya rahmat Allah. Shalat dengan niat tulus, khusyu, khudhu dapat menjadi sebab turunnya rahmat dan kasih sayang Allah. Keenam, miftahussamaa-i, pembuka pintu langit. Shalat sebagai salah satu sebab terbukanya pintu langit. Apa saja yang diminta pintu langit Allah buka lebar, termasuk menurunkan rizki yang tidak disangka-sanga (min haitsu la yahtasib). Hal tersebut diberikan kepada yang melaksanakan shalat dengan baik dan benar. Ketujuh, tsiqlul mizan artinya memperberat timbangan kebaikan. Semakin banyak shalat dengan kualitasnya maka akan semakin berat timbangan kebaikan baginya. Kedelapan, mardhaturrabbi artinya mendapatkan ridha Allah. Tidak setiap orang mendapatkan ridha Allah. Dia akan mendapatkan ridhaNya apabila dia mendekatkan diri kepadaNya dengan sebaik-baiknya. Kesembilan, tsamanul jannah artinya harga ibadah surga. Dunia dan segala isinya belum dapat mengimbangi nilai surga. Namun bagi hamba Allah yang shalat dengan khusyu, Allah akan berikan ganjaran Surga baginya. Kesepuluh, hijabun minannaar artinya penghalang dari api neraka. Shalat mampu menjadi banteng dan penghalang pelakunya dari sentuhan api neraka.
Semoga momentum bulan Rajab dapat dijadikan upaya meningkatkan kualitas shalat kita. Amin.
*KH. Lukman Hakim , Ketua Bidang Sosial Keagamaan Yayasan Assalaam, Pembimbing Utama Haji dan Umroh Assalaam
Istilah-istilah dalam Ibadah Haji Assalaam
Do'a Niat Mandi Sunnah dan Shalat Sunnah Ihram dalam Ibadah Haji Assalaam
Ziarah Sekitar Masjidil Haram Assalaam
Posisi Terhormat Ibu Dalam Konsep Islam Assalaam
Tandatangani MoU, Indonesia akan Berangkatkan 221 Ribu Jemaah pada Operasional Haji 2025 : 12 Jan 2025 ; oleh Mustarini Bella Vitiara Assalaam
Belajar dari Unta: Makna dan Hikmah dari Keberadaannya Assalaam
Qolbun Salim: Hati yang Bersih dalam Pandangan Islam Assalaam
Ridho Allah dan Cinta-Nya: Tanda-Tanda yang Diberikan kepada Hamba-Nya Assalaam
Kiranya Niat Naik Haji Mereka Telah Betul: Tadarus tentang Naik Haji Oleh: Ahmad Rofi’ Usmani Assalaam
Filosofi Wukuf di Arafah dalam Ibadah Haji Assalaam
Sakit adalah Kesempatan untuk Zikrulloh ; Oleh: Habib Syarief Muhammad Al'aydrus Assalaam
Melaksanakan Umrah Sunat Berkali-kali Assalaam
Shalat sunat thawaf Assalaam
Mohonlah Selalu Dikuatkan Iman Islam: Sebuah Pesan dari Syekh Abu al-Hasan al-Sindi Assalaam
Filosofi Melontar Jumrah dalam Ibadah Haji Assalaam