Dalam perjalanan ibadah umrah, seorang mahasiswa yang masih kuliah di Al Azhar, dipertemukan dengan seorang kyai yang sedang melakukan kebiasaan yang tidak lazim di Masjidil Haram. Namun, mahasiswa justru melihatnya sebagai kebiasaan yang luar biasa. Ia selalu melafalkan do'a dan daftar cita-cita atau harapannya dalam satu thawaf. Saat mahasiswa bertemu dengannya, ia baru melaksanakan niatan thawaf yang ketiga puluh tujuh. Berarti, ia telah melakukan 259 keliling putaran (37X7=259). Setiap selesai thawaf sebanyak tujuh keliling, ia akhiri dengan shalat dua rakaat kemudian dilanjutkan thawaf lagi dengan niat baru, begitu seterusnya. Pelaksanaan thawaf itu hanya terpotong saat shalat dan perutnya sudah terasa lapar. Bahkan, ia mengatakan, pernah hampir dua puluh empat jam melakukan thawaf kecuali saat waktu shalat tiba. Ia menyatakan dengan kebiasaannya ini, segala yang ia inginkan ketika pulang dari Tanah Suci, Alhamdulillah selalu tercapai dan berhasil.
Ibadah thawaf adalah salah satu ibadah istimewa dalam pelaksanaan ibadah haji, dan sangat pantas bila Pa Kyai itu sangat memanfaatkan keberadaannya di Tanah Suci untuk melakukan thawaf sambil berdoa dan mencurahkan semua keinginannya kepada Allah SWT. Karena, siapa pun yang melaksanakan thawaf, akan merasa sangat dekat dengan Allah SWT.
Ibadah pertama kali yang dilakukan oleh Nabi Adam setelah turun dari langit adalah thawaf. Lalu, para malaikat menemuinya sambil berkata, "Semoga Ibadahmu mabrur wahai Adam, dan kami pun telah melakukan thawaf di Baitullah ini sejak dua ribu tahun sebelum kamu." Demikian diceritakan Muhammad bin Munkadir.
Betitupun yang dilakukan para malaikat ketika merasa bersalah karena telah membantah Allah SWT, mereka segera bertawaf. Ibnu umar menceritakan bahwa beliau mendengan Rasulullah saw bersabda, "Siapa pun melakukan thawaf di Baitullah, maka Allah akan mencatat kebaikan dan menghapuskan satu keburukan bagi setiap langkahnya." (HR. Al Azraqy).
Dalam hadits yang lainnya, Ibnu Abbas mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya pada setiap hari Allah menurunkan 120 rahmat, 60 untuk orang-orang yang berthawaf, 40 untuk orang yang shalat, dan 20 lagi untuk orang yang memandangi Ka'bah.". (HR. Al Azraqy).
Apabila kita jumlahkan semua rahmat yang Allah turunkan, ternyata jumlah itu akan didapat orang yang berthawaf, karena orang yang thawaf akan melaksanakan shalat juga akan memandangi Ka'bah. Maka betapa besar pahala orang yang melaksanakan thawaf.
Saking besrnya pahala thawaf, Rasulullah saw melarang sapa pun yang melarang orang lain orang lain melakukan thawaf. Dari Al Hassan ra. Mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Wahai Bani Abdu Daar, janganlah kamu sekalian mencegah sapa pun untuk melakukan thawaf di Baitullah siang ataupun malam." (HR. Al Azraqy).
Sebagian ulama ada yang sepakat bahwa ketika masuk ke Masjidil Haram, tidak usah melaksanakan shalat ttahiyyatul masjid atau shalat penghormatan kepada masjid, karena pengormatan ke Masjidil haram adalah dengan melakukan thawaf. Jadi, ketika jamaah datang ke masjid, mereka harus memperbanyak thawaf.
Abdullah bin Umar mengatakan bahwa ia telah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Siapa pun melakukan thawaf tujuh putaran, sambil menghitungnya dan melakukan shalat dua rakaat, maka dia telah menyamai (pahala) memerdekakan seorang hamba."
Dalam hadits lain digambarkan, Ibnu Umar ra. Mendengar Rasulullah saw bersabda, "Siapa pun melakukan thawaf seraya menghitungnya, hal itu sama seperti mremerdekakan seorang hamba dan setiap orang yang mengangkat sebelah kakinya dan meletakkan sebelah kakinya yang lain niscaya satu keburukannya akan dihapuskan dan dicatat untuknya satu kebijakan, serta diangkat satu derajat untuknya." (HR. Al Azraqy).
Atha' bi Abi Rabah, sebagaimana diterangkan dalam kitab Akhbar Makkah (Riwayat Kota Mekkah), menceritakan bahwa salah seorang amir pernah memberikan hadiah untuk Ka'bah sebanyak seratus wasaq (hitungan satuan jaman dulu). Hadiah itu terdiri kiswah , wangi-wangian, dirham, dinar, dan hamba sahaya untuk mewujudkan pelayanan terhadap Ka'bah. Ia berkata kepada Ibnu Umar, "Aku belum pernah melihat hadiah yang semewah dan seagung hari ini." Kemudian Ibnu Umar berkata, "Sesungguhnya suatu thawaf dilakukan seseorang sebanyak tujuh putaran di sekitar Baitullah ini, dengan akal yang baik dan niat yang sungguh-sungguh lebih utama berlipat ganda dari apa yang telah engkau lihat."
Sungguh luar biasa pahala yang diberikan Allah bagi orang yang melakukan thawaf dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan. Seorang sahabat, Abu Bakar Saraj berkata, "Aku mendatangi Said bin Zubair dan menyampaikan salam kepadanya. Aku memberitahukannya bahwa aku akan mengunjungi Madinah, maka Said langsung berkata, "Sesungguhnya satu kali thawaf dan shalat dua rakaat lebih aku sukai dari mengunjungi Madinah delapan kali." Berbeda dengan Syeikh Atha', ia mengatakan dalam bukunya, "Sungguh melakukan thawaf tujuh putaran di sekeliling Baitullah lebih aku sukai dari pergi ke Tan'im untuk berumrah dari sana."
Abdullah bin Amr bin Ash pernah berkata, "Siapapun melakukan thawaf di Baitullah sebanyak tujuh putaran dan tidak berbicara apa pun selain berzikir kepada Allah, kemudin shalat du rakaat, sama seperti orang yang memerdekakan empat orang hamba sahaya."
Suatu hari Anas bin Malik datang ke Madinah, kemudian Umar bin Abdul Aziz pergi menemuinya dan bertanya kepadanya, "Manakah yang lebih utama bagi orang-orang asing, thawaf ataukah umrah?" Beliau menjawab, "Thawaf."
Abdullah bi Amr meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, "Apabila seseorang pergi dengan maksud berthawaf, berarti ia telah melangkah masuk ke dalam rahmat. Maka, apabila kemudian memulai thawaf, rahmat itu pun akan memenuhi dirinya. Kemudian, dengan setiap kaki yang diangkat dan diletakkannya itu, Allah akan mencatatnya lima ratus kebaikan untuknya dan menghapuskan lima ratus keburukan atau kesalahan darinya serta meninggikan lima ratus derajat untuknya. Kemudian, jika selesai melakukan thawaf lalu bershalat dua rakaat di belakang makam Ibrahim, ia telah keluar dari dosa-dosanya sebagaimana dia dilahirkan kembali oleh ibunya." (HR Abdullah bin Amr).
Istilah-istilah dalam Ibadah Haji Assalaam
Do'a Niat Mandi Sunnah dan Shalat Sunnah Ihram dalam Ibadah Haji Assalaam
Ziarah Sekitar Masjidil Haram Assalaam
Posisi Terhormat Ibu Dalam Konsep Islam Assalaam
Marhaban Ya Ramadhan : Oleh KH. Lukman Hakim Assalaam
Tandatangani MoU, Indonesia akan Berangkatkan 221 Ribu Jemaah pada Operasional Haji 2025 : 12 Jan 2025 ; oleh Mustarini Bella Vitiara Assalaam
Belajar dari Unta: Makna dan Hikmah dari Keberadaannya Assalaam
Tempat Turunnya Wahyu Pertama kepada Rasulullah SAW Assalaam
Qolbun Salim: Hati yang Bersih dalam Pandangan Islam Assalaam
Ridho Allah dan Cinta-Nya: Tanda-Tanda yang Diberikan kepada Hamba-Nya Assalaam
Tiga Sikap yang Harus Dijahui Assalaam
Kiranya Niat Naik Haji Mereka Telah Betul: Tadarus tentang Naik Haji Oleh: Ahmad Rofi’ Usmani Assalaam
Filosofi Wukuf di Arafah dalam Ibadah Haji Assalaam
Tiga Hal Pokok dalam Kehidupan Assalaam
Peninggalan Nabi Muhammad SAW: Jejak yang Tak Terlupakan dan Penuh Misteri Assalaam