Tiga Hal yang Melalaikan

  • Assalaam
  • H. Muttaqien
  • 67
...

Kehidupan ini penuh dengan ujian dan cobaan. Namun, banyak orang yang sering kali terpedaya oleh tampilan luar dunia yang tampak indah, sehingga mereka tidak menyadari bahwa di balik segala sesuatu yang mereka miliki terdapat ujian dari Allah SWT. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud ra., beliau mengingatkan kita tentang tiga hal yang dapat melalaikan umat manusia dari tujuan hidup sejatinya. Tiga hal tersebut adalah: kesenangan yang menyelubungi hati, pujian yang menipu, dan aib yang tertutup dari pandangan orang. Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai tiga hal tersebut yang dapat menjauhkan kita dari kesadaran spiritual dan merugikan kita dalam kehidupan dunia dan akhirat.

1. Betapa Banyak Orang yang Dibiarkan dalam Kesenangan, Padahal Ia Sedang Diuji

Kehidupan di dunia ini tidak lepas dari ujian, baik berupa kesulitan maupun kenikmatan. Namun, tidak sedikit orang yang merasa nyaman dan terlena ketika hidup dalam kesenangan, harta, atau popularitas. Mereka merasa bahwa segala yang mereka miliki adalah hasil dari usaha mereka sendiri dan tidak menyadari bahwa itu semua adalah ujian dari Allah SWT.

Dalam banyak kasus, kesenangan duniawi yang berlimpah justru bisa menjadi ujian terbesar. Rasulullah SAW mengingatkan kita bahwa kekayaan dan kemewahan sering kali menjadi godaan yang sangat berat, bahkan lebih berbahaya daripada kemiskinan. Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadis: "Sesungguhnya aku tidak khawatir terhadap kalian akan kemiskinan, tetapi yang aku khawatirkan adalah kalian akan dibuka pintu-pintu dunia." (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketika seseorang hidup dalam kemewahan, ia cenderung lupa untuk bersyukur kepada Allah dan mungkin mulai merasa sombong, merasa tidak membutuhkan bantuan Tuhan. Akibatnya, ia bisa saja terjatuh dalam kesombongan dan kezaliman, atau bahkan lupa akan kewajiban-kewajiban agama seperti berzakat, beramal, atau menjaga akhlak. Oleh karena itu, hidup dalam kesenangan duniawi hendaknya selalu disertai dengan kesadaran bahwa itu adalah ujian. Apa yang kita miliki adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

2. Betapa Banyak Orang yang Mendapat Pujian, Padahal Ia Sedang Diberi Cobaan

Pujian adalah sesuatu yang wajar dalam interaksi sosial. Namun, pujian bisa menjadi pedang bermata dua. Ketika seseorang mendapatkan pujian, ia bisa terbuai dengan kata-kata tersebut dan lupa untuk terus berusaha memperbaiki diri. Pujian sering kali menimbulkan perasaan sombong atau rasa puas yang berlebihan dengan apa yang telah dicapai, padahal sejatinya itu bisa menjadi cobaan dari Allah SWT.

Dalam banyak kesempatan, Allah SWT memberikan cobaan dalam bentuk pujian atau pengakuan dari orang lain, yang bisa membuat seseorang merasa lebih tinggi dari orang lain. Dalam Al-Qur'an, Allah mengingatkan kita agar tidak terbuai dengan pujian: "Dan janganlah kamu mengagungkan dirimu sendiri. Dialah yang lebih mengetahui siapa yang bertakwa di antara kamu." (QS. Al-A'raf: 32). Pujian dapat menutupi kelemahan-kelemahan kita, dan jika kita tidak waspada, kita bisa terperangkap dalam kesombongan dan merusak niat baik yang kita miliki.

Sebenarnya, pujian dari manusia tidak menjamin bahwa seseorang benar-benar mendapatkan ridha Allah. Bahkan, bisa jadi ia sedang diuji dengan rasa bangga dan puas atas prestasi atau kebaikan yang dilakukannya. Oleh karena itu, kita harus selalu berhati-hati dan rendah hati, serta menyadari bahwa segala pujian hanyalah datang dari Allah dan untuk Allah semata.

3. Betapa Banyak Manusia yang Aibnya Ditutup Allah SWT, Padahal Ia Terpedaya Dunia

Salah satu bentuk rahmat terbesar yang diberikan oleh Allah SWT adalah menutup aib dan dosa-dosa kita. Allah sangat Maha Pengasih dan Maha Penyayang, hingga Dia menutupi segala kekurangan dan kesalahan hamba-Nya, tanpa memperlihatkannya kepada orang lain. Namun, sering kali manusia terpedaya oleh dunia dan lupa untuk memperbaiki dirinya. Mereka merasa aman karena aib mereka tidak diketahui orang lain, padahal itu bisa menjadi sebuah ujian dari Allah.

Dalam kehidupan dunia, banyak orang yang mungkin terjebak dalam kebahagiaan yang semu dan merasa aman karena tidak ada yang mengetahui kelemahan atau dosa mereka. Padahal, ketidaktahuan orang lain terhadap aib kita bukan berarti kita bebas dari pertanggungjawaban di hadapan Allah. Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang tersembunyi maupun yang terlihat.

Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang Allah menutupi aibnya di dunia, maka Allah akan menutupi aibnya di akhirat." (HR. Bukhari). Oleh karena itu, kita tidak boleh merasa terlena dan terpedaya oleh kenyamanan dunia yang sementara ini. Hidup dengan rasa aman karena aib kita tidak diketahui orang lain bisa membuat kita semakin jauh dari Allah. Kita harus senantiasa berusaha memperbaiki diri dan memohon ampun kepada Allah atas segala dosa dan kekurangan kita.

Penutup

Ibnu Mas'ud ra. mengingatkan kita dengan sangat jelas tentang tiga hal yang dapat melalaikan kita dalam kehidupan ini: kesenangan dunia yang membuat kita lupa akan ujian, pujian yang menipu yang bisa membuat kita terperdaya dengan prestasi atau amal kita, dan aib yang ditutupi oleh Allah, yang membuat kita merasa aman padahal kita harus selalu berusaha memperbaiki diri.

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk selalu waspada terhadap tiga hal ini dan menghadapinya dengan kesadaran penuh bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah ujian dari Allah. Marilah kita selalu berusaha untuk tidak terpedaya oleh kehidupan dunia yang sementara, menjaga diri dari sifat sombong akibat pujian, dan memohon ampunan Allah atas segala dosa dan aib kita. Hanya dengan kesadaran seperti ini, kita bisa menjalani hidup dengan penuh hikmah, keikhlasan, dan ketakwaan kepada Allah SWT.


Artikel Lainnya