Puasa Menjadi Penolong

  • Assalaam
  • H. Muttaqien
  • 16
...

Sabda Nabi Muhammad SAW, ; اَلصِّيَامُ وَالْقُرْأنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ فَيَقُوْلُ الصِّيَامُ. اَيْ رَبِّ,اِنِّــيْ مَنَعْتُهُ الطَعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ,فَشَفِّعْنِيْ فِيْهِ, وَيَقُوْلُ الْقُرْأنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِيْ ,فِيْهِ فَيُشَفَّعَانِ Puasa dan al-qur’an akan memberi pembelaan (syafaat) kepada sang hamba di hari kiamat Puasa akan berkata ‘wahai Rabbku, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat, maka izinkanlah aku memberi syafaat” Al-qur’an pun berkata : aku telah menghalangi dari tidur dimalam hari, maka izinkan aku memberinya syafaat, maka keduanyapun di beri izin untuk memberikan syafaat.

Apa itu syafaat ?

syafaat berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan manfaat kepadanya atau menolak madharat, yakni pemberi syafaat itu memberikan manfaat kepada orang yang diberi syafaat atau menolak madharat untuknya.

Syafaat mempunyai tiga syarat:

Pertama, Allah meridhai orang yang memberi syafaat.

Kedua, Allah meridhai orang yang diberi syafaat.

Ketiga, Allah mengizinkan pemberi syafaat untuk memberi syafaat.

Syarat-syarat di atas secara global dijelaskan Allah dalam firman-Nya,

Puasa yang seperti apa? Tidak hanya menahan lapar dan dahaga

Rasulullah Salallahu'alaihiwassalam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [Muttafaqun ‘alaih]

Perubahan menuju kondisi dan kepribadian yang lebih baik,

- Tidak mudah tergoda

- Sabar

- Memikirkan efek perbuatannya

- Berfikir ada yang selalu mengawasinya,

- Hatinya bergetar jika melihat kedzaliman

Baginya, semua orang sama di hadapan Allah, kecuali yg bertaqwa, inna akromakum ingdalloohi atqookum

Itulah puasa yang sesungguhnya.

Supaya puasa sukses, 5 hal harus di perhatikan

1. Meluruskan niat

2. Puasa sesuai aturan hokum syariat

3. Makan & minum yg halalan toyyiban

4. Menjaga anggota tubuh dari maksiat

5. Memaksimalkan ibadah selama satu bulan

- 10 hari pertama adalah masa transisi dari bulan biasa, di bukakan pintu rahmat bagi hambanya yang bersabat dan ikhlas.

- Isilah bulan ini dengan kegiatan yang positif (tadarus, i tikaf, berdo’a, zakat, infaq, sodaqoh, solat sunat dsb

Kitab Ihya Ulumuddin, Jilid 3 ; Hal : 93. (Bab latihan (Riyadoh) memecah syahwat batin)

اَذِيْبُواطَعَامَكُمْ بِالذِكْرِ وَالصَّلاَةِ وَلاَتَنَامُوا عَلَيْهِ فَتَقْسُوْا قُلُوْبَكُمْ .

“ Cernalah makanan mu dengan zikir dan sholat. Janganlah kalian tidur setelah makan niscaya keras hati kalian.” HR. Ibnu Suni dari Aisyah ra.

Adalah sahabat Supyan Tsauri Ra, bila malam hari beliau banyak makan maka ia menghidupkan malam itu dengan solat dan zikir. Bila ia kenyang pada siang harinya maka beliau sambung lebih banyak solat dan zikkir.

Tujuan makan adalah agar tetap bertahan hidup dan kuat ibadah. Perut selalu kenyang menjadi berat untuk beribadah, sangat lapar pun membuat hati tak tenang, maka perlu seimbang.

Sebaik-baik urusan/perkara ialah pertengahan atau seimbang. ( Khairal umuur ausatuhaa )HR. Baihaqi.

Firman Allah SWT:

Wakuluu wasyrabuu walaa tusrifuu….” Makan minumlah kalian dan janganlah berlebihan.

Puasa sebagai pengasuh nan agung ( A’zhamu Murabbi ) untuk melatih keinginan(iradah)

Dan kabih yang paling kuat untuk mengendalikan sifat binal sang hawa nafsu. Jadikanlah puasa penuh leluasa dan merdeka, dan suatu hal terpenting tanpa keterpaksaan.

Puasa mampu membuahkan amaliah yang menyatu dengan tekad untuk lebih baik, menjadi lebih baik,

Terhindar dari budak syahwat.

Tokoh Penyair Abu Syauqi mengatakan:

Puasa, adalah larangan (Hirmaan) yang disyariatkan Allah. rasa lapar yang mendidik. agar tunduk patuh terhadap Allah agar makin takluk dihadapan-Nya (khusyu’). Sungguh benar bahwa setiap yang fardhukan Allah sarat dengan hikmah.

Puasa itu penuh aneka hikmah; lahiriyahnya seakan siksaan nan pedih namun batinnya “rahmah kasih sayang-Nya”. Sikap peduli dan tak tega melihat orang lain kesusahan(Syafaqah) itulah atsar puasa. Memotivasi diri untuk selalu memberi dan mengangkat harkat siapapun diantara makhluk-Nya.

Puasa adalah pemecah keangkuhan(Kibir), mengajari sikap santun penuh ketelatenan.

Memberlakukan kebaikan disetiap kesempatan.

Basyar Bin Harist:

Rasa lapar (puasa) dapat menjernihkan hati, melumpuhkan hawa napsu dan memberikan ilmu yang dalam.

Dzun Nun Al-Mishri:

Aku tak pernah makan kekenyangan, tak pernah minum sampai segar kecuali aku telah bermaksiat kepada Allah atau bermaksud maksiat kepada-Nya.

Yahya Bin Mu’adz:

Jika seorang murid diuji dengan kenyang banyak makan, maka malaikatpun menangis karena sayang kepadanya. Siapa yang diuji dengan pola makannya yang rakus maka ia telah menyulut api syahwat.

Dalam diri anak Adam terdapat seribu anggota keburukan, seluruhnya berada dalam genggaman setan yang berhubungan dengan syahwat.

Derajat puasa:

1. Puasa umum/awam : “Kafful-Bathni wal-Farji ‘an Qodho-is-syahwat”, menahan selera perut dan farji tak menunaikan syahwatnya.

2. Puasa khusus: “ Sounul-Lisan ‘an nahwil kadzbi wal-Ghibah”. menjaga lisan dari dusta dan gibah.

3. Puasa khowashil-khowas: “Shounul-Qalbi ‘anil Aghyaari wal-Hujubi”, memelihara hati nurani agar tak tertipu(dunia fana) dan tak terhijab(dari rahmat Allah).

Orang berpuasa makin dekat kepada Allah lantaran menjauhkan syahwat terbesar dalam dirinya;makan, minum,berhubungan suami isteri.

Berpuasa agar menjadi orang bertaqwa.(La’allakum Tattaquun)

Terdapat 7 Kesan ( Atsar) ketaqwaan atas puasa yang dilakukan.

1. Adakah ketika anda memasuki waktu pagi hari benar-benar merasa takut terhadap Allah dalam setiap perkara yang anda kelola, dan setiap orang yang anda lindungi?

2. Adakah anda menjaga lisan dari setiap perkataan buruk dan madarat?

3. Adakah anda menjaga pandanganmu dari apa yang diharamkan Allah SWT?

4. Adakah anda menjaga diri dari perkara subhat?

5. Adakah anda menghentikan langkah maksiat, dan istiqomah dalam kebaikan?

6. Adakah anda berhati-hati menghindari konsumsi yang haram?

7. Adakah anda bersegera menuju panggilan Allah dan mengharap keridoan Allah SWT?

“Saafiruu Tarbahuu, wa shuumuu Tasihhuu, Wa Aghzuu Taghnamuu.”

Berwisatalah niscaya anda mendapat keuntungan, dan berpuasalah niscaya anda sehat dan berperanglah niscaya anda memperoleh harta ghanimah”. HR Ahmad dari Abi Hurairah ra.

“Al-iimaanu Nishfaani; nisfun fissobri wanisfun fis-syukri”. HR. Baihaqi.

Iman terdapat dua bagian: sebagian dalam kesabaran dan sebagian lainnya pada rasa syukur.

Sehingga(orang yang berpuasa) ketika ia telah merasa lapar dari biasanya perut kenyang, dan kelezatan kenikmatan sebagai jalan kesenanganpun ditahan(untuk sementara), maka kendali puasa itu berpengaruh besar, padahal rasa lapar puasa itu betapa pedihnya. Demikian proses pembentukkan karakter guna meningkatkan ketaqwaan. (KH. Zaenal Asikin )

Artikel Lainnya