Dua Perumpamaan: Mati dan Laut dalam Perspektif Islam

  • Assalaam
  • H. Muttaqien
  • 11
...

Kematian adalah salah satu kenyataan yang pasti dialami oleh setiap makhluk hidup. Namun, dalam Islam, kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah perjalanan menuju kehidupan yang abadi. Rasulullah SAW dan para sahabat sering memberikan perumpamaan yang mendalam untuk menggambarkan betapa pentingnya persiapan menghadapi kematian. Dua perumpamaan yang sering disebutkan dalam hadis terkait dengan kematian adalah "Mati" dan "Laut", yang menggambarkan keadaan seseorang yang menghadapi kematian tanpa persiapan dan bagaimana keadaannya setelah meninggal.

1. Perumpamaan Mati Tanpa Bekal: Seperti Mengarungi Laut Tanpa Perahu

Abu Bakar ash-Shiddiq ra., sahabat Nabi yang sangat dekat, memberikan sebuah perumpamaan yang sangat mendalam tentang keadaan seseorang yang memasuki kubur tanpa bekal. Beliau berkata:

مَنْ دَخَلَ الْقَبْرَ بِلاَ زَادٍ فَكَآ نَّمَا رَكِبَ الْبَحْرَ بِلَا سَفِينَةٍ

"Siapa yang masuk kubur tanpa membawa bekal, ibarat orang mengarungi laut tanpa perahu."

Perumpamaan ini menggambarkan betapa pentingnya bekal yang harus kita persiapkan sebelum menghadap Tuhan, yakni amal baik dan kebaikan yang akan menyelamatkan kita di kehidupan akhirat. Bekal yang dimaksud di sini adalah segala amalan yang baik dan bermanfaat, seperti ibadah yang tulus, amal sholeh, ilmu yang bermanfaat, serta kepedulian terhadap sesama.

Dalam perumpamaan ini, seseorang yang mengarungi laut tanpa perahu digambarkan sebagai orang yang tidak membawa bekal ketika menghadapi kematian. Tanpa perahu, ia pasti akan tenggelam, sama halnya dengan orang yang tidak mempersiapkan amalannya sebelum mati. Ketika seseorang meninggal, segala amal perbuatannya yang menjadi bekal, akan menentukan keselamatan dan nasibnya di akhirat. Tanpa bekal tersebut, dia akan tenggelam dalam kesulitan dan azab, sebagaimana orang yang terjebak di tengah laut tanpa perahu.

2. Perumpamaan Mayat dalam Kubur: Seperti Orang Tenggelam yang Minta Pertolongan

Rasulullah SAW juga memberikan perumpamaan yang sangat menggugah tentang keadaan seseorang yang telah meninggal di dalam kubur. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan, beliau bersabda:

مَا اْلمَيْتُ فِي قَبْرِهِ إِلّاَ كَالغَرِيْقِ الْمُغَوِّثِ

"Seorang mayat di dalam kuburnya itu tidak lain seperti orang tenggelam yang minta pertolongan."

Hadis ini menggambarkan keadaan mayat dalam kuburnya setelah meninggal dunia. Seperti halnya orang yang tenggelam di laut dan berteriak meminta pertolongan, mayat di dalam kubur juga mengalami kesendirian dan ketakutan. Namun, tidak ada yang bisa menolongnya selain amal perbuatan yang ia bawa semasa hidup.

Perumpamaan ini mengingatkan kita tentang pentingnya mempersiapkan kehidupan akhirat dengan amal yang baik, karena setelah kematian, seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu untuk mengubah nasibnya. Tidak ada yang bisa menolong kecuali amal kebaikannya, yang akan menjadi teman di alam kubur. Dalam keadaan seperti itu, seorang mayat berharap seandainya ia masih memiliki kesempatan untuk kembali ke dunia, beramal sholeh, dan memperbaiki dirinya.

Pentingnya Bekal Amal dalam Kehidupan Ini

Perumpamaan-perumpamaan ini mengajarkan kita bahwa kehidupan dunia adalah tempat untuk mempersiapkan bekal yang akan kita bawa ke alam kubur. Dunia ini hanyalah sementara, sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang abadi. Oleh karena itu, segala tindakan kita di dunia ini harus berlandaskan pada kebaikan dan amal yang bermanfaat.

Mengingatkan diri kita akan perumpamaan "Mati Tanpa Bekal" dan "Mayat yang Tenggelam", kita seharusnya lebih sadar untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kehidupan akhirat kita. Amal ibadah seperti sholat, zakat, puasa, serta memperbaiki hubungan dengan sesama, menjadi bekal utama yang akan menyelamatkan kita saat menghadap Allah di hari kiamat.

Kesimpulan

Kematian adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Rasulullah SAW dan para sahabat memberikan perumpamaan yang sangat mendalam untuk menggambarkan pentingnya mempersiapkan diri sebelum menghadap kematian. Tanpa bekal amal yang baik, seseorang akan tenggelam dalam kesulitan dan azab, sebagaimana orang yang mengarungi laut tanpa perahu. Begitu pula, setelah kematian, tidak ada lagi yang bisa menolong kita selain amal yang kita bawa, sebagaimana orang yang tenggelam dan minta pertolongan, namun tidak ada yang dapat membantunya.

Oleh karena itu, marilah kita memperbanyak amal kebaikan, menjaga ibadah kita, serta selalu berusaha memperbaiki diri, agar ketika kita menghadapi kematian, kita siap dengan bekal yang cukup untuk perjalanan menuju kehidupan abadi di akhirat.

Artikel Lainnya