Setiap aspek dari ibadah tawaf memiliki filosofi yang mendalam, termasuk angka tujuh yang memiliki makna simbolis dalam Islam. Berikut adalah beberapa filosofi di balik tujuh putaran tawaf:
1. Kesempurnaan dan Ketetapan: Angka tujuh sering kali dianggap melambangkan kesempurnaan dan ketetapan dalam Islam. Tujuh putaran tawaf mencerminkan kesempurnaan dalam beribadah dan ketetapan hati seorang Muslim dalam menjalankan perintah Allah.
2. Penciptaan Langit dan Bumi: Allah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya dalam tujuh hari. Tawaf yang terdiri dari tujuh putaran mengingatkan kita akan kebesaran penciptaan Allah dan kekuasaan-Nya atas alam semesta. Melalui tawaf, seorang Muslim diingatkan akan posisi dirinya sebagai hamba yang kecil di hadapan Sang Pencipta.
3. Pengampunan Dosa: Setiap putaran dalam tawaf diibaratkan sebagai kesempatan untuk memohon ampunan dan pembersihan diri dari dosa-dosa. Dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, seorang Muslim diharapkan dapat meraih ampunan Allah dan kembali ke fitrah yang suci.
4. Perjalanan Hidup Manusia: Tujuh putaran tawaf juga melambangkan perjalanan hidup manusia yang penuh liku dan tantangan. Setiap putaran merupakan simbol dari tahap-tahap kehidupan yang harus dilalui dengan kesabaran, keimanan, dan keteguhan hati.
5. Kesatuan Umat Islam: Tawaf dilakukan bersama-sama oleh jutaan umat Muslim dari berbagai penjuru dunia. Ini mencerminkan kesatuan dan persaudaraan umat Islam, tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau status sosial. Tawaf mengajarkan kita tentang pentingnya ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan.
6. Ketaatan dan Ketundukan: Mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali menunjukkan ketaatan dan ketundukan seorang Muslim kepada perintah Allah. Tawaf mengajarkan kita untuk selalu menempatkan Allah di pusat kehidupan dan menjalankan setiap perintah-Nya dengan penuh keikhlasan.
7. Kontemplasi dan Refleksi Diri: Tawaf memberikan kesempatan bagi setiap Muslim untuk melakukan kontemplasi dan refleksi diri. Dalam setiap putaran, kita diajak untuk merenungkan kebesaran Allah, introspeksi diri, dan memperbaiki hubungan kita dengan Sang Pencipta.
1) Thawafnya para malaikat
Mengenai sejarah awal Ka'bah dan ibadah haji ada tiga pendapat. Sejarawan ada yang mengatakan bahwa Ka'bah pertama kali dibangun oleh malaikat sebelum bumi diciptakan.
Malaikat
Dijelaskan dalam Alquran Surah Al-Baqarah Ayat 30. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
Artinya : (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al Baqarah ayat 30).
Allah SWT tidak membenarkan pernyataan malaikat yang memprotes-Nya sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 30. Kemudian, Allah SWT berpaling, akhirnya para malaikat lari menuju ‘Arsy, mereka menengadah sambil memohon ampun kepada Allah SWT. Selanjutnya para malaikat tawaf mengelilingi ‘Arsy sebanyak tujuh kali, seperti tawafnya jamaah haji di Kabah saat ini.
Melihat itu, Allah kemudian menurunkan rahmat-Nya dan membuat sebuah rumah di bawah ‘Arsy yaitu Bait Al Ma‘mur. Selanjutnya, Allah berfirman, "Tawaflah kamu mengelilingi rumah ini dan tinggalkanlah ‘Arsy." Setelah itu, Allah memerintahkan para malaikat yang ada di bumi untuk mernbangun sebuah bangunan yang serupa dengan bait al-ma‘mur, dan memerintahkan mereka untuk tawaf mengelilingi bangunan tersebut sebagaimana tawafnya para malaikat yang ada di langit. Jika begitu, maka para malaikat telah melakukan ibadah haji 2000 tahun sebelum Nabi Adam Alaihissalam diciptakan (Al Kharbuthli, 2013).
Nabi Adam Alaihissalam
Menurut sejarawan lain, Nabi Adam Alaihissalam adalah orang pertama yang membangun Kabah. Pada saat itu, Allah memerintahkan malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu kepada Nabi Adam dan Hawa. Sambil menunjukkan lokasi, malaikat Jibril menyampaikan wahyu yang berbunyi. "Dirikanlah untuk-Ku sebuah bangunan." Setelah bangunan itu selesai dibangun, Allah memerintahkan Nabi Adam dan Hawa untuk melaksanakan tawaf. Selanjutnya, Allah berfirman. "Engkau adalah manusia pertama dan ini adalah bangunan yang pertama." (Al Kharbuthli, 2013).
Setelah sekian lama, waktu berganti, sampailah pada zaman Nabi Ibrahim Alaihissalam yang meninggikan pondasi Kabah. Para sejarawan ada yang sepakat bahwa Ka'bah pada hakikatnya dibangun oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam dan putranya Nabi Ismail Alaihissalam. Sebab, Ka'bah yang ada sekarang identik dengan bangunan yang didirikan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail (Yahya, Tt).
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail melaksanakan pembangunan Kabah ini karena diperintahkan oleh Allah SWT. Akan tetapi, dalam Alquran Allah berfirman. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS Al Baqarah Ayat 127).
Ayat 127 surat Al Baqarah memberikan kesan bahwa Ka'bah telah ada sebelum Nabi Ibrahim Alahissalam, hanya saja Nabi Ibrahim Alahissalam bersama Nabi Ismail Alahissalam yang meninggikan pondasinya. Mungkin saja saat itu Kabah telah runtuh atau rata dengan bumi (Shihab, 2012) KH. Lukman Hakim
Istilah-istilah dalam Ibadah Haji Assalaam
Do'a Niat Mandi Sunnah dan Shalat Sunnah Ihram dalam Ibadah Haji Assalaam
Ziarah Sekitar Masjidil Haram Assalaam
Posisi Terhormat Ibu Dalam Konsep Islam Assalaam
Tandatangani MoU, Indonesia akan Berangkatkan 221 Ribu Jemaah pada Operasional Haji 2025 : 12 Jan 2025 ; oleh Mustarini Bella Vitiara Assalaam
Belajar dari Unta: Makna dan Hikmah dari Keberadaannya Assalaam
Qolbun Salim: Hati yang Bersih dalam Pandangan Islam Assalaam
Ridho Allah dan Cinta-Nya: Tanda-Tanda yang Diberikan kepada Hamba-Nya Assalaam
Kiranya Niat Naik Haji Mereka Telah Betul: Tadarus tentang Naik Haji Oleh: Ahmad Rofi’ Usmani Assalaam
Filosofi Wukuf di Arafah dalam Ibadah Haji Assalaam
Sakit adalah Kesempatan untuk Zikrulloh ; Oleh: Habib Syarief Muhammad Al'aydrus Assalaam
Melaksanakan Umrah Sunat Berkali-kali Assalaam
Shalat sunat thawaf Assalaam
Mohonlah Selalu Dikuatkan Iman Islam: Sebuah Pesan dari Syekh Abu al-Hasan al-Sindi Assalaam
Filosofi Melontar Jumrah dalam Ibadah Haji Assalaam