Bismillahhirrohmanirrahiim... Kisah tentang keutamaan mengurus anak yatim. Dahulu di kota Basrah hidup seorang laki-laki yang menghabiskan waktunya untuk mabuk-mabukan. Semua hartanya habis untuk membeli minuman. Peringatan dari tetangga dan orang-orang terdekatnya tak pernah digubris sama sekali, akibatnya ia dikucilkan oleh masyarakat sepanjang hidupnya. Ketika lelaki pemabuk ini meninggal, tak seorang pun yang mau melayat, mengurus jenazah atau pun menyolatinya. Sang istri berusaha mengurus jenazah suaminya sendirian. Sesudah selesai memandikan dan mengkafani perempuan itu kemudian mnengelilingi kota Basrah. Sang istri mencari orang-orang yang sekiranya mau menyalatkan suaminya. namun tak seorang pun yang bersedia.
Di tengah keputusasaannya, tiba-tiba seorang ulama zahid (ulama yang meninggalkan keduniawian) datang dan berniat menyalatinya. Berita kedatangan ulama zahid itu dan niatnya untuk mensalat ijenazah laki-laki pemabuk tersebut spontan menggemparkan masyarakat setempat. Apa alasannya? Masyarakat bertanya-tanya. namuulama zahid itu berkata: “Semalam aku bermimpi mendapat perintah ke tempat ini untuk mendatangi jenazah seorang laki-laki. Jenazah yang hanya ditemani istrinya. Dalam mimpi itu aku disuruh untuk mensalatinya karena dosa-dosa si mayat selama hidup di dunia telah diampuni oleh Allah SWT”. Jelas ulama zahid itu kepada penduduk Basrah.
Apa yang dikatakan oleh sang zuhud membuat mereka kaget bercampur heran. Mereka bertanya-tanya amal kebaikan apakah yang dilakukan oleh sang mayit sehingga Allah mengampuni dosa-dosanya. Ketika si istri ditanya tentang suaminya dia berkata bahwa, “Demi Tuhan tidak ada sama sekali kebaikan”. Jelasnya berusaha meyakinkan sang ulama dan orang-orang disekitarnya. Tetapi tiba-tiba dia teringat sesuatu yang menjadi kebiasaan suaminya. sang istri berbicara lagi. “ketika suamiku sadar dari mabuknya dan waktu subuh datang dia langsung berganti pakaian dan berwudu untuk kemudian melakukan salat berjamaah. Sesudah itu ia kembali melanjutkan kebiasaannya menenggak arak.” ujar sang istri panjang lebar.
Dan ketika sadar di tengah keasyikannya menenggak arak ia menangis sambil menyesali diri dan perbuatannya. “Ya Tuhanku dimanakah sudut neraka Jahanan? Apakah Engkau akan mengisi sudut-sudut neraka Jahanam dengan dosa-dosaku ini.
Begitulah kalimat penyesalan yang sering diungkapkan oleh suamiku,” kisah perempuan itu dengan mata yang berkaca-kaca. Oh iya ada satu hal lagi yang dilakukan oleh suamiku. Rumah kami tidak pernah sepi dari anak-anak yatim. Setiap hari anak-anak yatim mendatangi rumah kami. Suamiku yang pemabuk itu menyayangi mereka denagn setulus hati kasih sayang dia melebihi kasih sayang yang ia berikan kepada anak-anaknya sendiri.” Kisah perempuan itu sambil menangis sesenggukan.
Beberapa saat kemudian sang ulama zuhud dan para penduduk yang hadir ramai-ramai mengambil air wudu dan menyalati jenazah sang penyantun anak yatim tersebut. Maha Benar Allah dan rasul-Nya. Wallahhu alam bisshowab. Dialah yang Maha Tahu atas segala sesuatu.
Keutamaan Menyantuni Anak Yatim
Bukanlah kebetulan jika Muhammad SAW lahir dalam keadaan yatim, sebab keyatimannya merupakan salah satu tanda kenabian. Justru dengan kondisi yatim tersebut terkandung berbagai maksud dan hikmah yang terdapat di dalamnya. Para ahli sirah nabawiyah mengungkapkan beberapa keutamaan menyantuni anak yatim seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhmmad SAW.
Pertama Nabi Muhammad SAW teladan terbaik dalam menyantuni anak-anak yatim. Nabi Muhammad SAW merupakan anak yatim. Firman Allah Subhanahu wataala: “Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu?”. (QS. Adh-Dhuha: 6). Nabi Muhammad SAW merupakan seorang anak yatim, beliau kehilangan ibu ketika beliau kecil sekali, dan kehilangan bapanya ketika beliau masih dalam kandungan ibundanya.
Beliau adalah teladan terbaik anak-anak yatim supaya tidak putus asa dalam melanjutkan perjalanan hidup. Dalam sejarah beliau memberi orang beriman petunjuk kepada kita bagaimana cara menggauli anak yatim. Yatim yang wajib mendapat perhatian pertama kita adalah yatim terdekat, atau keluarga terdekat kita sebelum orang lain. Sebab beliau di kafalah (santuni) oleh kakek beliau kemudian pamannya, sehingga beliau besar dewasa dan menjadi manusia yang paling baik ahlaknya.
Yang kedua Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling santun terhadap anak yatim. Allah Ta'ala berfirman: "...Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah kebaikan (menkafalah mereka), dan jika kamu bergaul dengan mereka, Maka mereka adalah saudaramu!...". (QS. Al-Baqarah: 220).
Sebelum yang lain beliau adalah manusia yang paling santun terhadap anak-anak yatim; memberi mereka bantuan materil dan moril. Memberi mereka semangat supaya tidak luluh dengan kesulitan hidup. Dan mengajak orang lain supaya menyantuni anak-anak yatim. Beliau juga yang memberi contoh dalam menyantuni yatim. Sehingga banyak sekali kita jumpai hadits-hadits Nabi yang bercerita tentang keutamaan menyantuni anak yatim. Amalan ini sangat besar sekali pahalanya dan bahkan diluar tawaqqu’at (anggapan) manusia, yang tak lain dan bukan adalah demi berlangsungnya kehidupan yang Islami, dan saling tolong-menolong.
Ketiga Nabi Muhammad SAW bersama penyantun anak-anak yatim di akhirat kelak Hal ini di jelaskan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam sabda beliau yang sangat masyhur: “Aku dan orang yang mengurus (menyantuni) anak yatim (nanti) di Syurga seperti ini, seraya mengisyaratkan dua jarinya". (HR. Bukhari). Apakah ada orang yang tidak mau bersama-sama Nabi di sorga kelak? Marilah kita menjadi diantara orang-orang yang menemani Nabi di sorga kelak, dengan menyantuni dan menyayangi anak-anak yatim.
Keempat Mengusap kepala anak yatim berpahala. Bukan saja memberi mereka makan dan minum dan menyantuni mereka berpahala. Bahkan mengusap kepala mereka saja kita akan mendapat sekian pahala, apalagi yang lebih besar usahanya, tentang hal ini Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersbada:
“Siapa yang mengusap kepala anak yatim karena Allah, maka setiap usapan tangannya akan melahirkan beberapa kebaikan, dan barangsiapa yang berbuat kebaikan kepada anak yatim wanita maupun laki-laki yang ada padanya, maka saya akan bersamanya di syurga seperti ini, seraya mengacungkan kedua jarinya, jari telunjuk dan tengah “ (HR.Ahmad 5/250).
Kelima menyantuni anak yatim merupakan penawar hati yang resah.
Kesat hati adalah penyakit berbahaya yang bisa membawa manusia ke neraka, oleh karena itulah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan kita penawarnya, sebagaimana pada hadits berikut ini: Suatu hari seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'ALaihi Wasallam dia mengadukan kepada Beliau kekesatan hatinya, kemudian Beliau bersabda kepada laki-laki tersebut: "Usaplah kepala anak yatim, dan beri makanan orang yang membutuhkannya".
Mengeluh tentang sulitnya memenuhi kebutuhan hidup. Tekanan dan tuntutan pekerjaan yang berat sehingga menyebabkan stres ketika menghadapi persoalan. Solusinya adalah santuni, dan berikan perhatian pada anak-anak yatim. Tidak harus selalu berupa harta atau memenui kebutuhan mereka tetapi mendidik, mengarahkan serta membimbing anak yatim merupkan ibadah.
Keenam menyantuni janda miskin dan anak yatim seperti jihad di jalan Allah
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam : “Orang yang memperhatikan (menyantuni) janda dan orang miskin bagaikan mujahid di jalan Allah “saya (Abu Hurairah) mengira beliau juga bersabda: “Bagaikan orang yang beribadah (shalat) tiada henti dan bagaikan orang yang selalu puasa“ (Muttafaq alaih).
Janda yang dimaksudkan oleh hadits yang mulia ini adalah janda miskin yang memiliki banyak anak, sedangkan suaminya tidak meninggalkan warisan apa-apa, atau warisan suaminya habis karena sedikit kemudian habis untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Rasulullah sudah melakukan hal-hal di atas lebih dari 14 abad yang lalu. Dan kini di tengah arus globalisasi, perubahan di tengah gemerlap kehidupan mengejar dunia, terkadang hal ini kurang diperhatikan dan banyak orang yang mengabaikan. Padahal, apabila kita banyak membaca bahkan melihat berbagai kisah nyata dan ajaib para penyantun anak yatim yang ikhlas dan istiqomah di masa kini. Kita akan menemukan berbagai fenomena aneh, ajaib dan menakjubkan di balik kisah orang-orang tersebut.
Terakhir marilah kita mulai menyayangi dan memberikan perhatian kepada anak-anak yatim terutama saudara dan kerabat terdekat kita. Inilah salah satu jalan kasih sayang dari Allah agar kita membawa bekal kebaikan untuk di akhirat.
Dari uraian hikmah menyantuni yatim di atas sepertinya mereka yang membutuhkan kita. Padahal sejatinya kitalah yang membutuhkan mereka untuk kebahagiaan kita sendiri tidak di akhirat nanti namun di dunia pun sudah begitu banyak hikmahnya.
Semoga belaian tangan kita menjadi penggugur dosa. Perhatian dan kasih sayang kita berbuah keridhoan Allah SWT. Harapannya semoga kita semua bersama-sama Nabi kelak di Surga. Kita dapat berdekatan beserta Baginda tercinta seperti dekatnya dua jari dan kelingking. Sangat dekat! Insya Allah. Amiiin Ya Robbal Alamiin. (Pondok Yatim Assalaam)
Istilah-istilah dalam Ibadah Haji Assalaam
Do'a Niat Mandi Sunnah dan Shalat Sunnah Ihram dalam Ibadah Haji Assalaam
Ziarah Sekitar Masjidil Haram Assalaam
Posisi Terhormat Ibu Dalam Konsep Islam Assalaam
Tandatangani MoU, Indonesia akan Berangkatkan 221 Ribu Jemaah pada Operasional Haji 2025 : 12 Jan 2025 ; oleh Mustarini Bella Vitiara Assalaam
Belajar dari Unta: Makna dan Hikmah dari Keberadaannya Assalaam
Qolbun Salim: Hati yang Bersih dalam Pandangan Islam Assalaam
Ridho Allah dan Cinta-Nya: Tanda-Tanda yang Diberikan kepada Hamba-Nya Assalaam
Kiranya Niat Naik Haji Mereka Telah Betul: Tadarus tentang Naik Haji Oleh: Ahmad Rofi’ Usmani Assalaam
Filosofi Wukuf di Arafah dalam Ibadah Haji Assalaam
Sakit adalah Kesempatan untuk Zikrulloh ; Oleh: Habib Syarief Muhammad Al'aydrus Assalaam
Melaksanakan Umrah Sunat Berkali-kali Assalaam
Shalat sunat thawaf Assalaam
Mohonlah Selalu Dikuatkan Iman Islam: Sebuah Pesan dari Syekh Abu al-Hasan al-Sindi Assalaam
Filosofi Melontar Jumrah dalam Ibadah Haji Assalaam