Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang terus mengejar harta, status, atau kebahagiaan material, berharap bahwa dengan mencapainya, mereka akan menemukan kedamaian sejati. Namun, dalam ajaran Islam, terdapat suatu sifat mulia yang mengajarkan kita untuk merasa cukup dengan apa yang kita miliki, yaitu qona'ah. Sifat qona'ah bukan hanya sekadar rasa puas, tetapi juga mencakup sikap ikhlas, tidak tamak, dan menerima segala keadaan dengan lapang dada. Qona'ah adalah gudang kekayaan yang tak pernah habis, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis: "Sifat qona'ah adalah gudang kekayaan yang tak pernah habis." (HR. Baihaqi dari Jabir r.a.)
Sifat Qona'ah adalah gudang kekayaan yang tak pernah habis (HR. Baihaqi dari Jabir r.a.)
Qona'ah ialah menerima apa adanya dgn ikhlas, tak pernah mengeluh, tak suka memperhatikan ( curi pandang/lihat) kekayaan kepemilikan orang lain.
Sabda Nabi Saw,
عز من قنع وذل من طمع
Mulia orang yang qona'ah dan hina orang yang tamak; rakus.
Syekh Sahal Bin Abdullah berkata:
Segala kebaikan akan bertumpu dalam 4 kondisi.
1. Mengosongkan perut.
2. Diam tak banyak bicara.( Asshumtu)
3. Menyepi dalam zikir. ( khalwat)
4. Suka bangun malam, tahajud.
( Hidayatul adzkiya, hal: 18 )
Apa Itu Qona'ah?
Qona'ah berasal dari bahasa Arab yang berarti merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Sifat ini mengajarkan kita untuk menerima segala pemberian Allah dengan hati yang ikhlas, tanpa merasa kurang atau mengeluh, dan tanpa terpengaruh oleh apa yang dimiliki orang lain. Sifat qona'ah bukan berarti kita tidak boleh berusaha untuk memperbaiki diri atau mencapai sesuatu yang lebih baik, tetapi lebih kepada bagaimana kita menjaga hati agar tidak terjerat dalam keinginan yang tak terbatas (rakus) dan selalu merasa cukup.
Rasulullah SAW bersabda:
"عز من قنع وذل من طمع"
"Mulia orang yang qona'ah dan hina orang yang tamak."
(HR. Al-Bukhari)
Hadis ini menjelaskan bahwa orang yang memiliki sifat qona'ah adalah orang yang mulia karena ia merasa cukup dengan pemberian Allah dan tidak terjerat dalam keinginan berlebih. Sebaliknya, orang yang tamak, yang selalu merasa kurang meskipun sudah memiliki banyak, akan merasa hina karena tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki.
Mengapa Qona'ah Itu Penting?
Menghindari Rasa Tamak Qona'ah mengajarkan kita untuk tidak mudah terjebak dalam perasaan tamak. Orang yang tamak selalu merasa bahwa apa yang dimilikinya tidak cukup, dan ini dapat menyebabkan ketidakbahagiaan. Dengan qona'ah, kita belajar untuk menerima segala sesuatu dengan syukur, dan ini membawa kedamaian dalam hati.
Kekayaan Hati Qona'ah bukan hanya soal materi, tetapi lebih kepada kekayaan hati. Orang yang qona'ah merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, baik itu harta, keluarga, atau kesehatan. Ia tidak iri dengan apa yang dimiliki orang lain, karena ia tahu bahwa setiap rezeki sudah ditentukan oleh Allah dan setiap orang memiliki takdirnya masing-masing.
Kebahagiaan Sejati Sifat qona'ah memberikan kebahagiaan yang sejati, karena orang yang qona'ah selalu merasa cukup dan bersyukur atas nikmat Allah. Ini jauh lebih berarti daripada kebahagiaan yang hanya bergantung pada materi. Dengan qona'ah, kita akan merasa tenang dan damai, meskipun hidup tidak selalu sesuai dengan yang kita inginkan.
Apa yang Diajarkan oleh Syekh Sahal Bin Abdullah?
Syekh Sahal Bin Abdullah, seorang ulama besar, mengajarkan kita bahwa segala kebaikan dalam hidup berawal dari empat hal yang sederhana, yang jika dilakukan dengan ikhlas dan konsisten, dapat membawa kita menuju kebahagiaan sejati:
Mengosongkan Perut (Puasa dan Pengendalian Diri) Syekh Sahal menyarankan untuk mengosongkan perut, yang bermakna kita harus menghindari kebiasaan berlebihan dalam makan dan minum. Puasa adalah salah satu cara untuk mengosongkan perut, tetapi juga berarti kita harus mengendalikan nafsu kita terhadap kenikmatan duniawi. Dengan mengurangi keinginan yang berlebihan, kita dapat mencapai kesederhanaan dalam hidup dan lebih mudah merasa cukup dengan apa yang ada.
Diam dan Tidak Banyak Bicara (Asshumtu) Diam dan tidak banyak bicara mengajarkan kita untuk menjaga lisan agar tidak terjerumus dalam perkataan yang tidak bermanfaat atau bahkan berdosa. Dalam kesunyian, kita dapat lebih fokus pada hal-hal yang lebih penting, seperti ibadah, berpikir positif, dan menjaga hubungan baik dengan sesama.
Menyepi dalam Zikir (Khalwat) Zikir atau mengingat Allah adalah cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Syekh Sahal mengajarkan bahwa dalam kesendirian, kita bisa lebih khusyuk dalam berzikir dan merenung. Hal ini akan membawa kita pada ketenangan hati dan memperkuat rasa syukur serta qona'ah terhadap segala yang diberikan oleh Allah.
Suka Bangun Malam untuk Tahajud Salah satu cara untuk memperkuat rasa qona'ah adalah dengan melaksanakan tahajud. Shalat malam mengajarkan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon agar diberikan ketenangan hati, dan memperkuat keikhlasan dalam menerima takdir-Nya. Bangun malam untuk beribadah juga merupakan tanda rasa syukur atas kesempatan hidup yang diberikan Allah.
Cara Menerapkan Sifat Qona'ah dalam Kehidupan Sehari-hari
Menerima Apa Adanya Belajarlah untuk menerima segala keadaan dengan hati yang lapang. Jika sesuatu tidak sesuai dengan harapan kita, jangan mudah kecewa atau marah. Setiap keadaan adalah ujian dan cara Allah mengajarkan kita untuk bersyukur dan sabar.
Hindari Membandingkan Diri dengan Orang Lain Sering kali kita merasa kurang atau tidak bahagia karena membandingkan diri dengan orang lain. Qona'ah mengajarkan kita untuk berhenti membandingkan diri dengan orang lain, karena setiap orang memiliki jalan hidup dan rezeki yang berbeda. Fokuslah pada apa yang sudah kita miliki dan berusaha untuk menjadi lebih baik.
Berusaha dengan Ikhlas Berusahalah untuk mencapai tujuan hidup dengan sungguh-sungguh, tetapi tanpa terlalu menginginkan hasil yang berlebihan. Ikhlas dalam berusaha dan menerima hasil apapun yang diberikan Allah adalah salah satu bentuk qona'ah.
Bersyukur atas Nikmat yang Ada Setiap kali kita merasa diberi nikmat, baik itu kecil atau besar, ingatlah untuk selalu bersyukur. Syukur adalah bagian dari qona'ah, dan dengan bersyukur, kita akan merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah.
Penutupan
Belajar qona'ah adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kesadaran diri, kesabaran, dan ikhlas dalam menerima segala ketentuan Allah. Sifat ini akan membawa kita pada kebahagiaan yang sejati, kebebasan dari kecemasan dan ketamakan, serta kedamaian hati. Seperti yang diajarkan oleh Syekh Sahal Bin Abdullah, segala kebaikan akan datang ketika kita mampu mengendalikan nafsu, menjaga lisan, memperbanyak zikir, dan mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah malam. Semoga kita semua dapat memperoleh sifat qona'ah dalam diri kita dan menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
KH. Zaenal Asikin
Istilah-istilah dalam Ibadah Haji Assalaam
Do'a Niat Mandi Sunnah dan Shalat Sunnah Ihram dalam Ibadah Haji Assalaam
Ziarah Sekitar Masjidil Haram Assalaam
Posisi Terhormat Ibu Dalam Konsep Islam Assalaam
Tandatangani MoU, Indonesia akan Berangkatkan 221 Ribu Jemaah pada Operasional Haji 2025 : 12 Jan 2025 ; oleh Mustarini Bella Vitiara Assalaam
Belajar dari Unta: Makna dan Hikmah dari Keberadaannya Assalaam
Qolbun Salim: Hati yang Bersih dalam Pandangan Islam Assalaam
Ridho Allah dan Cinta-Nya: Tanda-Tanda yang Diberikan kepada Hamba-Nya Assalaam
Kiranya Niat Naik Haji Mereka Telah Betul: Tadarus tentang Naik Haji Oleh: Ahmad Rofi’ Usmani Assalaam
Filosofi Wukuf di Arafah dalam Ibadah Haji Assalaam
Sakit adalah Kesempatan untuk Zikrulloh ; Oleh: Habib Syarief Muhammad Al'aydrus Assalaam
Melaksanakan Umrah Sunat Berkali-kali Assalaam
Shalat sunat thawaf Assalaam
Mohonlah Selalu Dikuatkan Iman Islam: Sebuah Pesan dari Syekh Abu al-Hasan al-Sindi Assalaam
Filosofi Melontar Jumrah dalam Ibadah Haji Assalaam