Ibn Rusyd dan Cinta : Tadarus tentang Pemikir Kondang yang Terombang-ambing di Antara Ilmu dan Cinta

  • Assalaam
  • H. Muttaqien
  • 1
...

Demikian seru bibir saya, beberapa hari yang lalu. Ya, bibir saya berseru demikian, ketika saya sedang “membuka kembali” catatan kluyuran saya di Cordoba, Andalusia beberapa tahun yang lalu. Menyimak foto seorang pemikir kondang van Cordoba tersebut, entah kenapa yang “mencuat kuat” dalam benak saya adalah kisah sang pemikir ketika sedang diombang-ambingkan oleh cinta. Duh!

Malam itu, dalam suasana malam hening di Cordoba, Spanyol abad ke-11, pemikir kondang van Cordoba tersebut, Ibn Rusyd, sedang duduk termenung di bawah cahaya rembulan. Dengan buku-buku filsafat tersebar di sekitarnya, pikirannya melayang. Ya, melayang jauh “menelusuri” semesta alam dan segala misteri yang tersembunyi di baliknya. Namun, di antara teori dan refleksi filosofisnya, ada satu hal yang menghantui dirinya: cinta. Ya, cinta!

Betapa kerap Ibn Rusyd, seorang filsuf, ahli kedokteran, dan astronom yang diakui, digambarkan sebagai seorang pemikir yang kaku dan rasional. Namun, ternyata, cinta telah membuka sisi lain dari hatinya yang tersembunyi.

Di balik kepintaran Ibn Rusyd yang gemilang dan cemerlang, ternyata terdapat perasaan yang rumit dan tak tergambarkan saat ia jatuh cinta kepada seorang perempuan yang membuat hatinya bergetar kencang. Cinta itu seperti angin yang tak terlihat, menghembuskan hatinya dan mempertanyakan segala keyakinan dan kebenaran yang selama ini ia anggap sebagai pegangan hidupnya. Ia merasa bagaikan seorang mahasiswa yang baru belajar kembali tentang hidup dan cinta, menemukan bahwa filsafatnya tidak dapat memberikan jawaban atas perasaan yang begitu rumit dan indah ini.

Cinta Membuat Hidup Lebih Bermakna

Malam itu, Ibn Rusyd merenung tentang kecantikan dan misteri cinta, mencari pemahaman yang mendalam tentang apa yang terjadi pada dirinya. Dalam perjalanan cintanya, ia menemukan, cinta ternyata adalah sebuah paradoks, menyatukan kesederhanaan dan kompleksitas dalam satu kesatuan yang harmonis. Kini, ia menyadari, cinta ternyata merupakan anugerah yang mengubah hidupnya: memberinya rasa hidup yang lebih dalam dan makna yang lebih mendalam.

Namun, cinta juga mengantarkan Ibn Rusyd pada konflik batin. Ia merasa terombang-ambing di antara keterikatan pada ilmu pengetahuan dan keinginan untuk mengenal cinta dengan lebih dalam. Dalam setiap pertemuan dengan perempuan yang membuat hatinya berdebar kencang, ia merasa seperti kembali ke awal, mencari dirinya yang sebenarnya di antara kepintarannya yang gemilang.

Selepas mengalami perjalanan emosional yang mendalam dalam cinta, Ibn Rusyd akhirnya menyadari, cinta tidak selalu berarti memiliki, melainkan juga membebaskan. Ia juga menyadari, ada keindahan dalam kesederhanaan cinta tanpa memiliki, dalam memberi tanpa mengharapkan balasan, dan dalam mencintai dengan tulus tanpa membatasi. Kisah cintanya juga menggambarkan keteguhan hatinya dalam menghadapi rintangan dan kritik dari lingkungannya. Meski sebagai seorang pemikir kondang, pandangannya tentang cinta dan hubungan mungkin dianggap tidak konvensional pada masanya, ia tetap berpegang pada keyakinannya dan menghormati perasaannya yang tulus.

Cinta yang dialami Ibn Rusyd membuka matanya terhadap keajaiban semesta alam dan menciptakan rasa kagum dalam kehidupan sehari-harinya. Ia menyadari, cinta adalah kekuatan yang menghubungkan kita dengan alam, dengan sesama manusia, dan dengan penciptaannya. Cinta adalah bahasa universal yang melintasi batas-batas budaya dan bahasa, membawa persatuan dalam perbedaan.

Selama perjalanan cintanya, Ibn Rusyd juga menemukan kesucian dalam kesendirian dan kontemplasi. Ia mengalami saat-saat ketika menyendiri dalam kesunyian malam yang memberinya pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya dan eksistensinya. Cinta mengantarkannya pada pencerahan dan pemahaman tentang hakikat kehidupan yang lebih dalam. Pada akhirnya, kisah cinta Ibn Rusyd adalah tentang pencarian akan kebenaran, kebijaksanaan dan makna yang lebih tinggi. Cinta mengajarkan kepadanya bahwa mencintai adalah menjadi manusia seutuhnya, menghargai setiap aspek kehidupan dan menghormati setiap makhluk hidup.

Di sisi lain, kisah cinta Ibn Rusyd telah menyatu dengan warisan pemikiran filosofisnya yang abadi. Ia adalah seorang pemikir besar yang tidak hanya mementingkan pikiran dan akal budi, tetapi juga hati dan emosi. Melalui cintanya, ia telah membuktikan bahwa filsafat dan cinta dapat hidup berdampingan, menguatkan satu sama lain dalam perjalanan mencari makna hidup. Selain itu, cinta merupakan benang merah yang menyatukan karya-karyanya: mengungkapkan bahwa di balik kecerdasan yang brilian terdapat hati yang penuh kasih dan bijak. Ia merupakan contoh nyata bahwa manusia sejati bukanlah mereka yang hanya mengandalkan pikiran rasional. Namun, juga yang memiliki kemampuan untuk mencintai dengan tulus dan bijaksana.

Jangan Takut Jatuh Cinta

Kisah cinta Ibn Rusyd adalah pesan untuk kita semua bahwa dalam perjalanan hidup, jangan pernah takut jatuh cinta. Cinta adalah pengalaman yang mengubah hidup dan mengantarkan kita pada petualangan tak terlupakan yang menghubungkan kita dengan makna sejati dari kehidupan.

Lo?

Ya, karena dalam perjalanan cintanya, Ibn Rusyd menemukan inspirasi dan kekuatan dalam kisah-kisah cinta yang terdapat dalam sastra klasik. Karena cinta, ia kemudian membenamkan dirinya dalam puisi-puisi indah yang memuji keindahan cinta dan keagungan romansa. Dari kitab-kitab puisi Persia kuno hingga karya-karya sastra Arab yang dipenuhi dengan ungkapan cinta yang mendalam, Ibn Rusyd menyerap kebijaksanaan dan keindahan dari berbagai sumber.

Namun, tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus tanpa rintangan. Ketika sedang jatuh cinta, Ibn Rusyd menghadapi berbagai tantangan. Termasuk ketidakpastian tentang perasaannya yang rumit dan meragukan. Meski demikian, ia tetap melangkah maju ke depan dengan tekad untuk mengeksplorasi arti cinta dalam hidupnya, meski di saat-saat ketidakjelasan dan keraguan sedang datang menghampirinya.

Kisah cinta Ibn Rusyd juga mengantarkannya pada kesadaran tentang nilai kebebasan dalam mencintai. Ia menyadari, cinta tidak boleh menjadi beban atau kungkungan, tetapi haruslah memberi kebebasan bagi setiap individu untuk merasakannya dengan tulus dan tanpa tekanan. Kebebasan mencintai adalah hak setiap jiwa yang lahir dari cinta, dan itu adalah sesuatu yang harus dihargai dan dihormati.

Meski cinta telah membuka dirinya pada sisi manusiawi yang lebih luas, Ibn Rusyd tetap menjadi seorang pemikir yang brilian dan mengejar ilmu pengetahuan serta kebenaran dengan semangat yang tak tergoyahkan. Ia tidak hanya terjebak dalam keindahan cinta semata, tetapi memadukannya dengan kebijaksanaan intelektualnya.

Kisah Ibn Rusyd dan cintanya mengingatkan kita bahwa sebagai manusia, kita memiliki kedalaman emosi dan kebijaksanaan yang tak terbatas. Cinta adalah keajaiban yang melampaui batas-batas pemikiran rasional, dan melalui cinta kita dapat menemukan esensi dari kehidupan yang indah dan berarti. Indah!@ru , Oleh: Ahmad Rofi’ Usmani

Artikel Lainnya