Shirath: Titian yang Harus Dilewati Setiap Mukmin

  • Assalaam
  • H. Muttaqien
  • 24
...

Shirath, atau Titian, adalah sebuah jembatan panjang yang berada di atas neraka Jahanam, yang harus dilalui oleh setiap umat manusia pada Hari Kiamat. Keberadaan Shirath ini adalah salah satu pokok ajaran dalam Islam yang harus diyakini oleh setiap mukmin. Tidak hanya orang beriman, tetapi juga orang-orang kafir akan melewati jembatan ini. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW, setiap manusia, baik yang pertama kali diciptakan maupun yang terakhir, harus melintasi Shirath ini sebagai bagian dari proses pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

Proses melintasi Shirath adalah ujian yang sangat berat. Para nabi dan rasul, yang tentunya memiliki kedudukan mulia di sisi Allah, tidak luput dari keharusan untuk menghadapinya. Mereka mengucapkan doa yang sama saat berada di atas Shirath, yaitu:

اللهم سلم سلم

"Ya Allah, selamatkan kami, selamatkan kami."

Doa ini mencerminkan betapa besar bahaya dan tantangan yang harus dihadapi oleh setiap makhluk, bahkan oleh orang-orang yang paling dekat dengan Allah sekalipun. Shirath menjadi sebuah ujian yang membedakan antara orang yang selamat dan yang terjatuh ke dalam neraka.

Bagi orang-orang yang saleh, orang yang mati syahid, dan mereka yang sudah ditentukan untuk masuk surga tanpa hisab, melintasi Shirath akan menjadi suatu hal yang penuh keberanian dan keyakinan. Mereka tidak akan merasakan rasa takut atau cemas, melainkan akan melewatinya sesuai dengan kadar iman dan amal yang mereka miliki. Proses ini juga menunjukkan bagaimana amal dan keimanan seseorang berperan dalam menentukan keselamatan mereka. Waktu yang dibutuhkan untuk melintasi Shirath pun bervariasi, dengan jarak tempuh yang diperkirakan mencapai 3000 tahun. 1000 tahun pertama jalanannya menanjak, 1000 tahun kedua menurun, dan 1000 tahun ketiga mendatar.

Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa beliau dan umatnya akan menjadi yang pertama kali melintasi Shirath. Malaikat Jibril AS akan berada di permulaan Shirath, sementara malaikat Mikail AS berada di tengah-tengahnya. Keduanya memiliki tugas untuk menanyai setiap manusia yang melintasi Shirath. Pertanyaan yang diajukan adalah, "Apa yang telah kamu lakukan dengan umurmu? Bagaimana kamu menggunakan masa mudamu? Apa yang telah kamu lakukan dengan ilmu dan amalmu selama hidup di dunia?" Pertanyaan ini akan menguji sejauh mana seseorang memanfaatkan nikmat yang Allah berikan selama hidupnya di dunia.

Lebar atau sempitnya Shirath bagi setiap orang tergantung pada kadar cahaya yang dimiliki oleh individu tersebut. Setiap orang memiliki cahaya yang berbeda-beda, yang berasal dari amal dan keimanan mereka. Cahaya ini akan menerangi jalan mereka di atas Shirath, dan semakin terang cahaya seseorang, semakin mudah ia melewati jembatan tersebut. Sebaliknya, bagi mereka yang tidak memiliki cahaya atau amal yang sedikit, Shirath akan tampak sempit, gelap, dan tajam. Bahkan, ada sebagian manusia yang akan terjatuh dan tergelincir ke dalam neraka Jahanam, karena amal dan imannya yang lemah.

Keadaan orang-orang yang melintasi Shirath pun sangat beragam. Ada yang dapat melintasinya secepat kilat, ada yang seperti angin, seperti kuda, bahkan ada yang harus berjalan dengan sangat perlahan. Semua ini sesuai dengan kadar amal dan keimanan mereka saat hidup di dunia. Setiap langkah mereka di atas Shirath adalah cerminan dari seberapa besar usaha mereka dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan ujian. Mereka yang memiliki amal shaleh dan keimanan yang kokoh akan melewatinya dengan lancar, sementara mereka yang hidup dalam kebodohan dan kemaksiatan akan menghadapi kesulitan yang luar biasa.

Akhirnya, Shirath merupakan sebuah pelajaran bagi setiap mukmin untuk selalu menjaga iman dan amalnya. Setiap orang yang hidup di dunia memiliki kesempatan untuk mempersiapkan diri dengan amal yang baik, agar ketika tiba waktunya melintasi Shirath, mereka bisa melewatinya dengan selamat menuju surga. Wallahu A'lam...Sabilul 'Abid ala Jauhar Tauhid, terjemahan oleh KH Soleh Darat

Artikel Lainnya