Dua Kesungguhan: Dunia dan Akhirat

  • Assalaam
  • H. Muttaqien
  • 79
...

Usman bin Affan ra. pernah berkata: "هَمُّ الدُّنْيَا ظُلْمَةٌ فِي الْقَلْبِ وَهُمُّ الْآخِرَةِ نُوْرٌ فِي الْقَلْبِ" "Kesungguhan dalam urusan dunia merupakan kegelapan hati, dan kesungguhan dalam urusan akhirat merupakan cahaya hati." Kutipan ini mengandung pesan yang sangat dalam mengenai arah dan tujuan hidup manusia. Kesungguhan dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat memiliki dampak yang sangat besar terhadap kondisi hati seseorang. Usman bin Affan ra., salah satu khalifah yang terkenal dengan kekayaannya dan kedekatannya dengan Allah, mengingatkan kita tentang pentingnya memprioritaskan urusan akhirat dan menjaga agar hati tidak terjebak dalam kecintaan yang berlebihan terhadap dunia.

Kesungguhan dalam Urusan Dunia: Kegelapan Hati

Dunia, dengan segala kesenangan dan kemewahannya, memang bisa menggoda hati dan pikiran manusia. Banyak orang yang terjebak dalam kesibukan mencari dunia, sehingga melupakan tujuan hidup yang lebih besar, yaitu hidup untuk meraih kebahagiaan akhirat. Usman bin Affan ra. menegaskan bahwa kesungguhan dalam mengejar dunia tanpa memperhatikan keseimbangan dengan kehidupan akhirat akan menjadikan hati manusia gelap.

Kegelapan hati ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah ketika seseorang terobsesi dengan kekayaan, jabatan, atau status sosial, sehingga hatinya menjadi terikat pada hal-hal tersebut. Kesibukan yang berlebihan dalam mengumpulkan harta dan memuaskan keinginan duniawi bisa menyebabkan seseorang lupa akan tujuan utama hidupnya—yaitu mengabdi kepada Allah dan meraih kehidupan yang lebih baik di akhirat.

Selain itu, kesungguhan duniawi yang berlebihan dapat menyebabkan hati menjadi keras, tidak peka terhadap kebaikan, dan terhalang dari ketenangan batin. Hal ini sering terjadi pada mereka yang terlalu fokus pada materi dan kesenangan dunia tanpa memperhatikan amal ibadah dan kewajiban agama. Ketika dunia menjadi pusat perhatian utama, maka hati akan menjadi gelap, dan seseorang akan merasa kosong meskipun telah mencapai segala bentuk kesuksesan duniawi.

Kesungguhan dalam Urusan Akhirat: Cahaya Hati

Sebaliknya, kesungguhan dalam urusan akhirat adalah sumber cahaya bagi hati. Usman bin Affan ra. menggambarkan bahwa apabila seseorang berfokus pada akhirat, hatinya akan dipenuhi dengan cahaya yang membimbingnya menuju kebahagiaan hakiki. Kesungguhan dalam beribadah, menuntut ilmu, berbuat baik kepada sesama, serta berusaha mendekatkan diri kepada Allah, menjadikan hati seseorang bersinar dengan ketenangan dan kebahagiaan yang tidak tergantung pada keadaan duniawi.

Cahaya hati yang dimaksud di sini adalah ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan yang datang dari dalam. Ketika seseorang memprioritaskan akhirat, hatinya tidak lagi terikat pada kenikmatan dunia yang fana, melainkan pada tujuan yang lebih mulia, yaitu meraih ridha Allah dan kebahagiaan di kehidupan setelah mati. Cahaya hati ini juga mencakup perasaan tenang dalam menjalani hidup, meskipun tidak memiliki kekayaan atau kedudukan tinggi. Orang yang memiliki cahaya hati tidak terganggu oleh kesulitan dunia, karena mereka yakin bahwa segala sesuatu yang mereka alami adalah bagian dari takdir Allah yang terbaik untuk mereka.

Bahkan dalam setiap ujian hidup yang datang, mereka tetap tabah, sabar, dan selalu berusaha memperbaiki diri. Mereka melihat dunia sebagai tempat untuk beramal, bukan sebagai tujuan akhir. Inilah yang membuat hati mereka selalu penuh dengan cahaya, karena segala amal mereka diarahkan untuk meraih kebahagiaan di akhirat.

Doa Usman bin Affan ra. dan Hikmahnya

Usman bin Affan ra. juga mengajarkan sebuah doa yang sangat penting bagi setiap Muslim:

"اللهم لَاتَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا"

"Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia perhatian utama kami dan pengetahuan tertinggi kami."

Doa ini mengandung permohonan yang sangat dalam, yaitu agar Allah tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama dalam hidup kita. Usman bin Affan ra. mengingatkan kita untuk selalu mengutamakan akhirat dan menjadikan pengetahuan serta amal saleh sebagai fokus utama hidup. Dunia tidak seharusnya menjadi sumber kebahagiaan yang tertinggi, karena dunia ini hanyalah sementara dan segala isinya tidak bisa menjamin kebahagiaan abadi.

Kesungguhan dalam Dua Aspek Kehidupan

Penting untuk diingat bahwa Islam tidak mengharamkan kita untuk berusaha dan bekerja keras dalam urusan dunia. Namun, yang ditekankan adalah keseimbangan antara dunia dan akhirat. Kita tidak boleh terjebak dalam kesenangan dunia yang berlebihan, sehingga melupakan kewajiban kita sebagai hamba Allah. Dalam surah Al-Qasas ayat 77, Allah berfirman:

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi."

Ayat ini mengingatkan kita untuk berusaha di dunia, tetapi tetap menjadikan akhirat sebagai tujuan utama.

Kesungguhan dalam urusan dunia adalah untuk memudahkan kita menjalani kehidupan, sedangkan kesungguhan dalam urusan akhirat adalah untuk memastikan kehidupan abadi yang penuh kebahagiaan. Jika kita mampu menjaga keseimbangan ini, maka hati kita akan tetap terang benderang, penuh dengan cahaya kebaikan, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah.

Kesimpulan

Kutipan dan doa dari Usman bin Affan ra. ini mengajarkan kita untuk lebih bijaksana dalam menyikapi kehidupan dunia dan akhirat. Dunia adalah sarana untuk meraih kebahagiaan di akhirat, tetapi jika dunia menjadi tujuan utama, hati kita akan terjebak dalam kegelapan. Sebaliknya, kesungguhan dalam beramal untuk akhirat akan membawa cahaya kepada hati kita, mengarahkan kita untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan kebaikan, ketenangan, dan kebahagiaan sejati. Semoga kita semua bisa menjaga hati kita agar tidak terjerat dalam kecintaan yang berlebihan terhadap dunia, dan senantiasa mengutamakan akhirat sebagai tujuan utama hidup kita.


Artikel Lainnya