Senyum Jamaah, Jejak Rindu di Tanah Suci

  • Assalaam
  • H. Muttaqien
  • 10
...

Di bawah langit biru Makkah yang bening, langkah-langkah itu terukir dengan ringan. Senyum jamaah KBIHU Assalaam menjadi bahasa jiwa, menuturkan syukur tanpa kata, bahagia tanpa batas.

Putih ihram yang sederhana menyatu dengan cahaya mentari, melambangkan kesucian hati yang hanya ingin dekat dengan Sang Maha Suci. Inilah perjalanan agung, ketika dunia ditinggalkan, dan hanya Allah yang dituju.

Tawa kecil yang terlepas bukan sekadar canda, melainkan bunga kebersamaan. Karena dalam rombongan ini, ukhuwah bukan hanya kata, melainkan nafas yang menghidupkan setiap detik perjalanan.

Menara-menara Masjidil Haram berdiri anggun, seolah menyaksikan jutaan doa yang mengalir dari hati para tamu Allah. Di sanalah rindu terjawab, air mata bercampur senyum, dan jiwa menemukan tenang.

KBIHU Assalaam adalah pelita di tengah perjalanan panjang. Membimbing langkah, menuntun hati, agar setiap ibadah bukan sekadar ritual, tetapi juga perjumpaan mesra dengan Allah Yang Maha Kasih.

Di balik wajah-wajah sumringah itu, tersimpan doa untuk keluarga yang menanti, untuk negeri yang dicinta, dan untuk umat yang selalu mendamba rahmat-Nya. Setiap senyum adalah doa, setiap langkah adalah harapan.

Inilah indahnya berhaji bersama: bukan hanya perjalanan individu, tetapi juga perjalanan hati yang bersatu. Saling menguatkan, saling menopang, hingga semua tiba pada tujuan suci yang sama.

Semoga jejak yang terukir di tanah putih ini menjadi saksi. Bahwa pernah ada jamaah KBIHU Assalaam yang datang dengan senyum, pulang dengan doa, dan selalu membawa rindu kepada Allah SWT. [mtq]


Lainnya

Cookie Consent


Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda di situs ini. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.

Terima & Lanjutkan

Perlu informasi lebih lanjut? Kebijakan Privasi – atau – Kebijakan Cookie dan GDPR