Di lapangan tempat latihan fisik calon jamaah haji, suasana selalu penuh semangat. Para peserta berjalan memutari area latihan dengan tekad yang kuat, mengikuti arahan pembimbing sambil membawa harapan besar untuk segera menunaikan rukun Islam kelima. Latihan fisik ini bukan sekadar rutinitas, tetapi simbol kesiapan hati dan raga untuk menghadapi puncak ibadah haji di Tanah Suci. Namun di balik lingkaran gerakan yang penuh energi itu, terselip kegelisahan yang tak dapat disembunyikan: nasib keberangkatan mereka kini kembali samar.
Kekecewaan itu muncul setelah diberlakukannya kebijakan redistribusi kuota nasional yang mendadak, tanpa masa transisi dan sosialisasi yang memadai. Kebijakan tersebut membawa perubahan besar pada urutan antrean keberangkatan, sehingga banyak calon jamaah—yang sudah berlatih fisik, menjalani manasik, mengurus paspor, hingga MCU—mendadak berada dalam situasi ketidakpastian. Dalam banyak percakapan usai latihan, terdengar keluhan lembut namun berat: “Kami sudah siap, tapi mengapa kebijakan berubah begitu cepat?”
Padahal, inti pelayanan publik adalah memberikan kepastian dan rasa aman, terutama terhadap calon jamaah haji yang sebagian besar sudah menunggu bertahun-tahun. Kritik ini bukan untuk menolak perbaikan tata kelola, melainkan mengingatkan bahwa kebijakan sebesar redistribusi kuota harus dilandasi prinsip komunikasi terbuka dan penerapan bertahap. Sosialisasi minimal satu tahun sebelum diberlakukan adalah langkah yang sangat diperlukan agar calon jamaah dapat menyesuaikan diri tanpa terguncang secara emosional maupun administratif.
Di tengah situasi ini, para calon jamaah haji tetap melanjutkan latihan fisik mereka dengan hati yang tabah. Mereka berharap Kementerian terkait mendengarkan suara masyarakat dan mempertimbangkan kembali mekanisme penerapan kebijakan, agar tidak ada lagi jamaah yang merasakan kepahitan setelah bertahun-tahun bersiap. Semoga kritik konstruktif ini menjadi jalan perbaikan ke depan, sehingga semangat para calon tamu Allah dapat kembali pulih, dan perjalanan menuju Tanah Suci berlangsung dengan penuh kepastian dan keadilan. [doc.mtq]
Istilah-istilah dalam Ibadah Haji Assalaam
Do'a Niat Mandi Sunnah dan Shalat Sunnah Ihram dalam Ibadah Haji Assalaam
Ziarah Sekitar Masjidil Haram Assalaam
Catatan Perjalan Ibadah Haji 2025 : ARMUZNA Rangkaian Suci Puncak Ibadah Haji Assalaam
Posisi Terhormat Ibu Dalam Konsep Islam Assalaam
Haji 2025 Tak Lagi Seragam: Ketika Satu Kloter Terbelah Karena Syarikah Assalaam
Marhaban Ya Ramadhan : Oleh KH. Lukman Hakim Assalaam
"Menuju Haji Mabrur dengan Bimbingan Terarah" Assalaam
“Menepi Sejenak di Tanah Cinta: Saat Hati Bertemu Cahaya Nabawi” Assalaam
Tandatangani MoU, Indonesia akan Berangkatkan 221 Ribu Jemaah pada Operasional Haji 2025 : 12 Jan 2025 ; oleh Mustarini Bella Vitiara Assalaam
Belajar dari Unta: Makna dan Hikmah dari Keberadaannya Assalaam
7 Amal Sholeh dengan Pahala Seperti Haji dan Umrah Assalaam
Tempat Turunnya Wahyu Pertama kepada Rasulullah SAW Assalaam
Qolbun Salim: Hati yang Bersih dalam Pandangan Islam Assalaam
Ridho Allah dan Cinta-Nya: Tanda-Tanda yang Diberikan kepada Hamba-Nya Assalaam
Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda di situs ini. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.
Terima & LanjutkanPerlu informasi lebih lanjut? Kebijakan Privasi – atau – Kebijakan Cookie dan GDPR