Kami datang, Ya Allah... menjawab seruan-Mu dari pelosok tanah air. Dari desa-desa yang tenang hingga kota-kota yang hiruk, dari rumah-rumah sederhana hingga lorong-lorong kehidupan yang penuh perjuangan. Langkah kami tak selalu mudah, tapi hati kami teguh. Saat nama kami terpanggil dalam daftar tamu-Mu, air mata kami luruh: ini bukan sekadar perjalanan, ini adalah perjumpaan.
Setiap helai kain ihram ini menyimpan kisah. Ada yang menabung bertahun-tahun, ada yang melewati puluhan musim menunggu, dan ada pula yang pergi dengan harapan menyampaikan doa-doa orang tercinta yang telah tiada. Di balik senyum kami di foto ini, tersimpan haru yang dalam — karena akhirnya kami bisa berdiri di hadapan rumah suci-Mu, Ya Rabb.
Kami bukan siapa-siapa, Ya Allah. Tapi Engkau memanggil kami. Kami bukan yang terbaik, tapi Engkau memberi kesempatan kepada kami. Maka kami datang membawa dosa, membawa luka, membawa kelalaian — dan kami berharap pulang membawa ampunan, membawa ketenangan, membawa kemuliaan.
Di tengah hiruk-pikuk Makkah, kami menjadi kecil. Gedung-gedung menjulang tinggi, lautan manusia mengelilingi Ka'bah, dan derai air mata yang tumpah di setiap sudut sajadah menjadi pengingat betapa agung Engkau, dan betapa butuhnya kami kepada-Mu. Satu persatu doa kami langitkan. Untuk diri kami, keluarga kami, negeri kami — dan untuk semua yang kami cintai.
Di foto ini, kami berdiri bersama, tak ada kasta, tak ada jarak. Hanya ada satu identitas: kami adalah hamba-Mu. Kami datang sebagai rombongan, namun Engkau menyapa kami satu per satu, memandang kami dengan kasih-Mu yang luas tak terhingga. Inilah momen yang tak akan pernah kami lupakan seumur hidup.
Ya Allah, jika ini adalah ziarah terakhir kami, jadikan ia yang terbaik. Jika Engkau tak takdirkan kami datang kembali, maka terimalah kedatangan ini sebagai bukti cinta kami kepada-Mu. Dan jika masih ada umur tersisa, lapangkan jalan kami untuk kembali bersujud di pelataran suci ini.
Kami sadar, haji bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga penyucian jiwa. Maka kami mohon: sucikan hati kami, bersihkan niat kami, dan tuntun kami untuk kembali ke tanah air dengan semangat baru sebagai hamba yang lebih taat dan penuh syukur. Jadikan kami cahaya bagi keluarga, tetangga, dan lingkungan kami setelah pulang dari rumah-Mu ini.
Kami datang, Ya Allah… bukan karena kami mampu, tapi karena Engkau yang memampukan. Bukan karena kami layak, tapi karena Engkau yang mengundang. Maka jangan biarkan kami kembali kecuali dalam keadaan Engkau ridha. Kabulkan haji kami. Kabulkan haji seluruh saudara kami. Dan panggil pula mereka yang tengah menanti. Allahumma ya Rabb, kami datang... Labbaik Allahumma labbaik.
Istilah-istilah dalam Ibadah Haji Assalaam
Do'a Niat Mandi Sunnah dan Shalat Sunnah Ihram dalam Ibadah Haji Assalaam
Ziarah Sekitar Masjidil Haram Assalaam
Catatan Perjalan Ibadah Haji 2025 : ARMUZNA Rangkaian Suci Puncak Ibadah Haji Assalaam
Posisi Terhormat Ibu Dalam Konsep Islam Assalaam
Haji 2025 Tak Lagi Seragam: Ketika Satu Kloter Terbelah Karena Syarikah Assalaam
Marhaban Ya Ramadhan : Oleh KH. Lukman Hakim Assalaam
“Menepi Sejenak di Tanah Cinta: Saat Hati Bertemu Cahaya Nabawi” Assalaam
Tandatangani MoU, Indonesia akan Berangkatkan 221 Ribu Jemaah pada Operasional Haji 2025 : 12 Jan 2025 ; oleh Mustarini Bella Vitiara Assalaam
Belajar dari Unta: Makna dan Hikmah dari Keberadaannya Assalaam
Tempat Turunnya Wahyu Pertama kepada Rasulullah SAW Assalaam
Qolbun Salim: Hati yang Bersih dalam Pandangan Islam Assalaam
Ridho Allah dan Cinta-Nya: Tanda-Tanda yang Diberikan kepada Hamba-Nya Assalaam
Tiga Sikap yang Harus Dijahui Assalaam
Kiranya Niat Naik Haji Mereka Telah Betul: Tadarus tentang Naik Haji Oleh: Ahmad Rofi’ Usmani Assalaam
Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda di situs ini. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.
Terima & LanjutkanPerlu informasi lebih lanjut? Kebijakan Privasi – atau – Kebijakan Cookie dan GDPR