Jadilah Manusia Terpilih

  • Assalaam
  • H. Muttaqien
  • 148
...

Dalam riwayat yang termaktub dalam Hilyatul Auliya’ karya Imam Abu Nu’aim Al-Ashfihani disebutkan bahwa di antara umat Nabi Muhammad ﷺ ada manusia-manusia pilihan yang sangat istimewa. Mereka adalah orang-orang yang jasadnya di bumi, namun pandangan mata hatinya (bashirah) menembus langit. Qalbu mereka menggantung di ‘Arsy, ruh mereka hadir di dunia tetapi akal dan pikirannya berada di akhirat. Meski kuburnya nanti tertanam di bumi, maqam mereka terangkat tinggi di sisi Rabbul ‘Izzah. Inilah manusia-manusia yang benar-benar takut menghadap kehadirat Allah: "ذلك لمن خاف مقامي وخاف وعيد" "Itulah (balasan) bagi orang yang takut kepada kedudukan-Ku dan takut kepada ancaman-Ku." (QS. Ibrahim: 14)

Mereka bukan orang biasa. Mereka adalah para hamba Allah yang senantiasa menjaga kesucian jiwa dan kebeningan qalbu. Hati mereka tak lengah dari dzikrullah, mulut mereka terjaga dari perkataan sia-sia, dan langkah hidup mereka senantiasa mengikuti jejak Rasulullah ﷺ. Dunia tak mampu mengikat mereka, meskipun mereka tinggal di dalamnya. Harta dan jabatan bukan cita-cita mereka, karena tujuan hidup mereka hanya satu: meraih ridha Allah dan kedekatan di sisi-Nya.

Bashiirah mereka, yakni mata hati, selalu tajam karena disinari cahaya iman dan ilmu. Mereka mampu melihat hakikat dari segala sesuatu, tidak terperdaya oleh kemilau dunia, dan tidak lalai oleh gemerlap fana. Hati mereka menggantung pada langit, tempat turun wahyu dan rahmat, karena mereka mencintai kebenaran dan menolak kebatilan, walaupun harus berdiri sendiri dalam gelombang manusia yang lalai.

Qalbu mereka berpaut erat dengan ‘Arasy, lambang ketinggian dan kedekatan dengan Allah. Mereka tidak hanya mengenal Allah dalam lisan dan bacaan, tetapi juga dalam rasa, cinta, dan tunduk total. Ruh mereka bekerja di dunia untuk maslahat umat, tapi akal mereka telah terbang ke akhirat: tempat kembali yang mereka rindukan siang dan malam. Setiap amal mereka adalah investasi abadi.

Mereka menyadari bahwa hidup di dunia hanyalah sekadar persinggahan. Maka kubur bagi mereka bukanlah ruang sempit penuh penyesalan, melainkan awal dari kenikmatan karena telah menjaga amanah kehidupan. Maqam mereka tinggi di sisi Allah karena mereka telah mengutamakan-Nya di atas segala hal. Mereka adalah wali-wali Allah yang tidak pernah takut atau bersedih.

Namun, siapa pun bisa menjadi bagian dari manusia terpilih ini. Kuncinya adalah rasa takut yang dalam terhadap Allah. Bukan sekadar takut akan siksa-Nya, tapi takut karena cinta—takut mengecewakan Sang Pencipta, takut tak layak menghadap-Nya, takut tidak diterima sebagai hamba-Nya. Inilah bentuk makrifat yang sejati, di mana cinta dan takut menyatu dalam ketundukan mutlak.

Di zaman yang penuh fitnah dan goncangan nilai ini, kita semua ditantang untuk memilih: ingin menjadi manusia biasa yang hanyut dalam dunia, atau berjuang menjadi manusia terpilih—yang meski hidup di bumi, tetapi jiwanya menggantung pada langit. Jadilah manusia yang takut kepada maqam Allah, agar engkau dijadikan mulia di sisi-Nya, di dunia maupun di akhirat kelak.

Semoga Allah menggerakkan hati-hati kita untuk menjadi bagian dari mereka—hamba-hamba pilihan yang dipuji bukan oleh manusia, melainkan oleh Rabb semesta alam. Jadilah manusia terpilih, bukan karena dunia, tapi karena kedekatan dengan Yang Maha Mulia. [mtq]


Lainnya

Cookie Consent


Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda di situs ini. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.

Terima & Lanjutkan

Perlu informasi lebih lanjut? Kebijakan Privasi – atau – Kebijakan Cookie dan GDPR