Tidak terasa, perjalanan panjang penuh harap, doa, dan perjuangan itu kini telah mencapai akhir. Haji 2025 telah selesai. Sebuah kalimat sederhana yang menyimpan berjuta makna. Dahulu hanya berupa harapan yang dilafazkan setiap selesai salat. Kini, menjadi kenyataan yang telah dijalani dengan segenap jiwa dan raga.
Bagi sebagian besar jamaah, keberangkatan ke Tanah Suci adalah mimpi sejak muda, atau bahkan sejak kecil. Ada yang menabung puluhan tahun, ada yang harus mengantre belasan tahun. Tapi ketika akhirnya pesawat mengudara menuju Makkah dan Madinah, semua penantian itu terbayar lunas. Tak ada yang sia-sia bagi mereka yang yakin dengan takdir dan panggilan-Nya.
Selama di Tanah Suci, setiap detik adalah pengalaman tak ternilai. Dari thawaf yang menguras air mata, wukuf yang meneduhkan jiwa, hingga lempar jumrah yang menguatkan tekad. Semua adalah bagian dari perjalanan spiritual yang tak tergantikan. Dan di balik semua itu, ada peluh, sabar, dan kekuatan batin yang diuji berkali-kali.
Kini, para jamaah telah kembali ke tanah air. Tubuh boleh lelah, tetapi hati terasa lebih lapang. Ada rasa haru saat melihat keluarga menyambut di bandara, namun juga rasa hening saat menyadari: “Aku baru saja pulang dari Rumah Allah.” Kalimat itu bukan untuk kesombongan, tapi sebagai bentuk syukur mendalam atas nikmat yang tak semua orang rasakan.
Haji bukan hanya tentang ritual. Ia tentang perubahan. Ia tentang bagaimana seseorang membawa pulang bukan hanya oleh-oleh dari Tanah Suci, tapi juga membawa pulang akhlak baru, semangat baru, dan kesadaran akan arti hidup yang sesungguhnya. Mabrur bukan hanya gelar, tapi misi seumur hidup setelah pulang dari haji.
Di antara senyum, tangis, dan pelukan keluarga, terselip rasa rindu yang baru. Rindu untuk kembali. Karena siapa pun yang pernah mencium harum Masjidil Haram dan menatap tenang Nabawi, tahu bahwa sebagian hati mereka telah tertinggal di sana. Itulah mengapa, meski baru saja pulang, doa untuk bisa kembali sudah mulai disusun.
Haji 2025 mungkin telah selesai, tapi semangatnya belum berakhir. Inilah awal baru untuk menjadi hamba yang lebih taat, lebih bersyukur, dan lebih mencintai sesama. Inilah momen di mana mimpi yang menjadi nyata, akan terus menginspirasi hidup ke depan. Sebab setelah haji, hidup tak lagi sama.
Dan bagi kita yang menyaksikan kisah mereka dari jauh—mari ambil semangatnya, panjatkan doa yang sama, dan yakini bahwa waktunya akan tiba. Karena setiap mimpi, jika dipelihara dengan sabar dan doa, suatu hari akan menjadi nyata. Seperti mereka, para tamu Allah di tahun 2025.
Istilah-istilah dalam Ibadah Haji Assalaam
Do'a Niat Mandi Sunnah dan Shalat Sunnah Ihram dalam Ibadah Haji Assalaam
Ziarah Sekitar Masjidil Haram Assalaam
Catatan Perjalan Ibadah Haji 2025 : ARMUZNA Rangkaian Suci Puncak Ibadah Haji Assalaam
Posisi Terhormat Ibu Dalam Konsep Islam Assalaam
Haji 2025 Tak Lagi Seragam: Ketika Satu Kloter Terbelah Karena Syarikah Assalaam
Marhaban Ya Ramadhan : Oleh KH. Lukman Hakim Assalaam
"Menuju Haji Mabrur dengan Bimbingan Terarah" Assalaam
“Menepi Sejenak di Tanah Cinta: Saat Hati Bertemu Cahaya Nabawi” Assalaam
Tandatangani MoU, Indonesia akan Berangkatkan 221 Ribu Jemaah pada Operasional Haji 2025 : 12 Jan 2025 ; oleh Mustarini Bella Vitiara Assalaam
Belajar dari Unta: Makna dan Hikmah dari Keberadaannya Assalaam
Tempat Turunnya Wahyu Pertama kepada Rasulullah SAW Assalaam
Qolbun Salim: Hati yang Bersih dalam Pandangan Islam Assalaam
Ridho Allah dan Cinta-Nya: Tanda-Tanda yang Diberikan kepada Hamba-Nya Assalaam
Tiga Sikap yang Harus Dijahui Assalaam
Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda di situs ini. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.
Terima & LanjutkanPerlu informasi lebih lanjut? Kebijakan Privasi – atau – Kebijakan Cookie dan GDPR