Di bawah langit biru Madinah yang tenang, terbentanglah payung-payung raksasa yang seolah merentangkan tangan menyambut para tamu Allah. Megah, agung, dan meneduhkan. Payung-payung ini bukan sekadar arsitektur, melainkan simbol kasih sayang Allah yang menaungi setiap langkah para perindu yang datang dari berbagai penjuru dunia.
Tak ada yang datang ke Masjid Nabawi tanpa rindu. Rindu akan Nabi tercinta, rindu akan suasana damai yang tak tergantikan, rindu akan tempat di mana hati terasa begitu dekat dengan langit. Setiap langkah yang menapaki pelatarannya adalah langkah yang penuh harap. Harap agar diterima sebagai tamu yang dimuliakan, agar doa-doa yang dibawa dari tanah air terangkat di bawah naungan rahmat.
Payung-payung Nabawi bukan hanya memayungi tubuh dari terik matahari, tetapi juga meneduhkan jiwa yang resah. Mereka berdiri kokoh laksana penjaga yang tak pernah lelah, membuka sayapnya setiap pagi untuk menyambut para hamba yang datang bersujud, berzikir, dan menangis dalam hening.
Betapa banyak doa yang diam-diam terucap di bawahnya. Doa dari seorang ibu yang memohon ampun untuk anak-anaknya. Doa seorang ayah yang memohon keberkahan hidup. Doa seorang pemuda yang mencari jalan pulang. Semua tumpah dalam diam yang penuh makna, dalam tangis yang tertampung di pelataran suci Nabawi.
Setiap bayangan yang jatuh dari payung-payung itu adalah bayang-bayang cinta. Cinta dari langit untuk bumi, dari Allah untuk hamba-Nya. Cinta yang meluruhkan lelah, menghapus rindu, dan menguatkan harapan.
Mereka yang pernah duduk di bawah payung Nabawi tahu, bahwa ini bukan sekadar tempat. Ini adalah ruang suci di mana waktu melambat dan hati mendekat. Ini adalah tempat di mana rindu dan doa berpelukan. Tempat di mana rahmat turun tanpa batas, menyentuh siapa saja yang datang dengan niat yang tulus.
Semoga kita semua menjadi bagian dari para perindu itu. Yang ketika menatap payung Nabawi, hati kita tergetar, dan lidah tak henti menyebut:
"Ya Allah, izinkan aku kembali. Izinkan aku duduk kembali di bawah payung-payung rahmat-Mu.”
Istilah-istilah dalam Ibadah Haji Assalaam
Do'a Niat Mandi Sunnah dan Shalat Sunnah Ihram dalam Ibadah Haji Assalaam
Ziarah Sekitar Masjidil Haram Assalaam
Catatan Perjalan Ibadah Haji 2025 : ARMUZNA Rangkaian Suci Puncak Ibadah Haji Assalaam
Posisi Terhormat Ibu Dalam Konsep Islam Assalaam
Haji 2025 Tak Lagi Seragam: Ketika Satu Kloter Terbelah Karena Syarikah Assalaam
Marhaban Ya Ramadhan : Oleh KH. Lukman Hakim Assalaam
"Menuju Haji Mabrur dengan Bimbingan Terarah" Assalaam
“Menepi Sejenak di Tanah Cinta: Saat Hati Bertemu Cahaya Nabawi” Assalaam
Tandatangani MoU, Indonesia akan Berangkatkan 221 Ribu Jemaah pada Operasional Haji 2025 : 12 Jan 2025 ; oleh Mustarini Bella Vitiara Assalaam
Belajar dari Unta: Makna dan Hikmah dari Keberadaannya Assalaam
Tempat Turunnya Wahyu Pertama kepada Rasulullah SAW Assalaam
Qolbun Salim: Hati yang Bersih dalam Pandangan Islam Assalaam
Ridho Allah dan Cinta-Nya: Tanda-Tanda yang Diberikan kepada Hamba-Nya Assalaam
Tiga Sikap yang Harus Dijahui Assalaam
Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda di situs ini. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.
Terima & LanjutkanPerlu informasi lebih lanjut? Kebijakan Privasi – atau – Kebijakan Cookie dan GDPR