Kesan Pesan Indah Jamaah Haji Resti: Thawaf Wada' dengan Kursi Roda, Pamit Haru di Depan Ka'bah

  • Assalaam
  • H. Muttaqien
  • 199
...

Suasana haru dan syahdu menyelimuti pelataran Masjidil Haram ketika jamaah haji Resti dari KBIHU Assalaam menyelesaikan ibadah Thawaf Wada'. Dalam kondisi fisik yang terbatas, beliau tetap bertekad melaksanakan thawaf perpisahan dengan penuh semangat dan keikhlasan. Dengan menggunakan kursi roda, setiap putaran di sekeliling Ka'bah menjadi perjalanan spiritual yang menggetarkan hati.

Thawaf Wada' adalah simbol perpisahan dengan Baitullah, menandai berakhirnya seluruh rangkaian ibadah haji. Bagi Ibu Resti, momen ini menjadi puncak keharuan. Air mata tak kuasa dibendung saat roda perlahan-lahan melaju menyusuri lintasan thawaf, mengiringi setiap doa dan harapan yang dipanjatkan kepada Sang Maha Pengasih. Walau tidak berjalan dengan kaki sendiri, namun semangat ibadahnya sungguh luar biasa.

Dalam setiap putaran, Ibu Resti terus melafalkan doa-doa yang telah ia pelajari bersama KBIHU Assalaam. Suaranya lirih, namun penuh keteguhan. Para pendamping dan jamaah lain yang menyaksikan, turut terbawa suasana. Mereka menyaksikan bukti keteguhan hati seorang hamba yang tidak membiarkan keterbatasan fisik menjadi penghalang untuk menyempurnakan ibadah.

Setelah thawaf selesai, Ibu Resti pun meminta waktu sejenak untuk duduk tepat di depan Ka'bah. Ia menengadahkan tangan, memanjatkan doa terakhir dari hatinya yang paling dalam. “Ya Allah, izinkan aku kembali ke sini suatu saat nanti, dengan tubuh yang lebih kuat, dengan iman yang lebih kokoh,” begitu lirih doa beliau di tengah suasana yang tenang namun menggugah jiwa.

Tak lama kemudian, seluruh rombongan KBIHU Assalaam berkumpul untuk berfoto bersama. Dalam kebersamaan itu, terpancar wajah-wajah lelah yang penuh syukur. Ibu Resti berada di tengah rombongan, senyumnya merekah meski mata masih sembab karena haru. Momen itu menjadi simbol ukhuwah, bahwa perjalanan ini bukan hanya fisik, tetapi juga perjalanan hati bersama-sama dalam keimanan.

Kesan yang paling mendalam dari Ibu Resti adalah rasa syukur yang tak terhingga. "Saya tak pernah menyangka bisa sampai sejauh ini. Semua karena pertolongan Allah dan dukungan teman-teman jamaah serta pembimbing KBIHU Assalaam yang luar biasa sabar dan peduli," ungkapnya. Ia pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh pembimbing yang selalu siap membantu kapan pun dibutuhkan.

Pesan yang ingin beliau sampaikan kepada jamaah haji di masa mendatang adalah agar selalu bersungguh-sungguh mempersiapkan diri secara lahir dan batin. “Jangan takut dengan keterbatasan, yang penting kuatkan niat dan banyak berserah diri. Allah akan beri jalan,” tuturnya. Ia pun berharap semakin banyak calon haji lansia atau berkebutuhan khusus yang tidak ragu untuk berangkat, karena Allah Maha Menolong.

Thawaf Wada’ menjadi perpisahan yang berat, namun juga indah bagi Ibu Resti. Bukan hanya sebagai simbol akhir perjalanan haji, tapi sebagai permulaan baru untuk hidup yang lebih bermakna. Ia pulang membawa kenangan manis, keteguhan iman, dan doa yang terus bergema dalam hati, “Labbaikallahumma labbaik, semoga suatu saat Engkau panggil aku kembali...”(oleh : mtqn)


Lainnya

Cookie Consent


Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda di situs ini. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.

Terima & Lanjutkan

Perlu informasi lebih lanjut? Kebijakan Privasi – atau – Kebijakan Cookie dan GDPR